Advertorial
Intisari-Online.com - Italia menjadi salah satu negara yang hampir kolaps dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).
Negara ini sempat memberlakukan lockdown karena ada lebih dari 240.000 kasus positif virus corona dengan 35.000 kasus kematian.
Bahkan petugas medis dari China sempat diminta datang ke Italia untuk membantu menghadapi pandemi.
Setelah hampir 4 bulan lamanya, kini Italia mulai bisa mengendalikan pandemi virus corona.
Mereka pun mulai melakukan banyak penelitian terkait virus corona yang menyerang negeri pizza tersebut.
Hasilnya mengejutkan.
Di mana strain virus vorona paling awal yang beredar di Italia tidak datang langsung dari China.
Hal tersebut menurut sebuah studi baru. Lalu dari mana?
Para peneliti di Milan mengumpulkan lebih dari 300 sampel darah pasien Covid-19 dari wilayah Lombardy antara Februari dan April dan melacak asal-usul strain virus melalui perubahan gen mereka.
Italia adalah negara pertama di dunia yang memberlakukan pembatasan perjalanan yang melarang semua penerbangan dari China.
"Tetapimalah adarantai transmisi yang tidak secara langsung melibatkan China," kata para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Carlo Federico Perno dari Universitas Milan seperti dilansir dari SCMP pada Rabu (22/7/2020).
Lombardytelah menyumbang lebih dari sepertiga dari kasusvirus corona di Italia.
Ini adalah wilayah terkaya Italia dengan bisnis yang berkembang, koneksi transportasi internasional, dan daerah perkotaan padat penduduk.
Ketika virus corona diumumkan pertama kali pada awal Januari,pada tanggal 20 Februari kasus pertama infeksi lokal dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan Lombardy.
Tim Perno mengumpulkan sampel darah dari 371 pasien di 12 provinsi di seluruh wilayah.
Mereka dipilih secara acak dari orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala ringan, sedang atau berat.
Sekitar 7 persen dari sampel gagal menghasilkan pembacaan genom lengkap virus yang berkualitas tinggi.
Tetapi sisanya masih memberikan basis sampel terbesar sejauh ini dari wilayah Lombardy.
Strain tersebut berasal dari dua garis keturunan yang terpisah, yang masing-masing memainkan peran dominan di beberapa provinsi.
Tetapi mereka tidak mengandung jenis virus yang diisolasi pada bulan-bulan pertama wabah di China.
Italia melarang pelancong dariChina pada 31 Januari, setelah pasangan China dinyatakan positif Covid-19 di Roma.
Tetapi menurut sebuah penelitian oleh Institut Kesehatan Nasional Italia bulan lalu, virus itu sudah muncul di air limbah di Milan dan Turin pada pertengahan Desember.
Studi baru Perno menunjukkan bahwa mungkin ada "perkenalan ganda" dari virus ke wilayah Lombardy.
Strain ini membentuk kelompok yang relatif terisolasi di daerah yang terpisah.
Salah satu kemungkinan arah sumber itu adalah Eropa Tengah, di mana strain dengan mutasi serupa telah terdeteksi, menurut para peneliti.
Perhitungan mereka menunjukkan bahwa entri-entri ini mungkin telah terjadi pada paruh kedua Januari.
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa virus bermutasi pada kecepatan yang relatif konstan, walaupun itu mungkin tidak terjadi.
Studi dari Italia ini adalah salah satu dari beberapa di seluruh dunia yang menemukan strain yang tidak dilacak ke China.
Di New York, jenis virus yang beredar pada bulan Maret tidak datang dari China, yang menurut para peneliti “tidak terduga”.
Di mana mereka melihatnya berasal daridalam New York.
Ada juga sebuah studi oleh Pasteur Institute di Paris pada bulan Mei mengkonfirmasi bahwa wabah di Perancis tidak memiliki hubungan langsung ke China.
Dan studi lain oleh ilmuwan pemerintah Rusia mengidentifikasi 67 perkenalan ke negara mereka dan hanya menemukan satu yang terkait dengan sumber China.
Tak heran, beberapa penelitian lain menantang kepercayaan bahwa pandemi itu berasal di Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi pada akhir Desember.