Advertorial

Getol Ingin Buktikan Bahwa Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan yang Bocorkan Virusnya, Administrasi Trump Tiba-tiba Beberkan Informasi Janggal Mengenai Aktivitas yang Ada di Laboratorium Itu, Dapat Dari Mana?

May N

Editor

Getol Ingin Buktikan Bahwa Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan yang Bocorkan Virusnya, Administrasi Trump Tiba-tiba Beberkan Informasi Janggal Mengenai Aktivitas yang Ada di Laboratorium Itu, Dapat Dari Mana?

Intisari-online.com -Amerika Serikat (AS) di bawah administrasi Donald Trump sepertinya masih bertekad kuat untuk buktikan jika China adalah dalang di balik pandemi virus Corona.

Mengutip Washington Post dan CNN, Kementerian Luar Negeri AS merilis sebuah rekaman rahasia dari tahun 2018.

Detail isi rekaman itu adalah tentang kekhawatiran para pejabat Kedutaan Besar AS di China.

Mereka khawatir terhadap kurangnya pegawai yang terlatih di Institut Virologi Wuhan atau dikenal dengan nama Laboratorium Wuhan.

Baca Juga: Meski Peralatan Tempurnya Kalah Telak dengan Israel, Tak Disangka Ini Alasan Militer Indonesia Bisa Ungguli Kekuatan Militer Israel

Perlu diingat, Wuhan adalah tempat pertama kali Covid-19 dikabarkan muncul.

Rekaman rahasia yang bocor itu muncul setelah spekulasi tanpa bukti dari pejabat senior AS April lalu yang menuduh jika Covid-19 adalah hasil kecelakaan di Laboratorium Wuhan.

Mei kemarin, Trump katakan ia telah melihat bukti yang memberikannya kepercayaan tingkat tinggi bahwa virus Corona memang berasal dari Lab Wuhan.

Namun saat ditanya mengapa ia sangat percaya diri, Trump sebutkan ia belum boleh memberi tahu apa yang membuatnya yakin.

Baca Juga: Netizen Heran, Ada Kosan 'Kamar di dalam Kamar Mandi', Dokter Beri Tanggapan Tentang Hal Ini

Isi rekaman itu sendiri belum dirilis sepenuhnya sampai minggu ini, Washington Post menuntut gugatan Kebebasan Aksi Informasi untuk rekaman itu.

Washington Post menggugat pada April lalu setelah Kementerian Luar Negeri AS gagal rilis rekaman itu tepat waktu.

Meski rekaman itu tidak menguatkan klaim jika ada kecelakaan yang sebabkan virus lepas dari Lab Wuhan, rekaman itu juga tidak menghapus kemungkinan itu sepenuhnya.

Namun, di bulan-bulan belakangan ini, skeptisme mengenai teori kecelakaan yang sebabkan virus itu bocor telah meningkat di antara para ilmuwan.

Baca Juga: Kurang Minum Air Bisa Sebabkan Sakit Pinggang, Fakta atau Mitos?

Pasalnya urutan rantai DNA yang diisolasi dari virus Corona berasal dari kelelawar yang diteliti oleh para petugas laboratorium Wuhan tidak sama dengan Covid-19.

Rekaman Kementerian Luar Negeri katakan bahwa Lab Wuhan yang dikunjungi oleh AS pada tahun 2018, memiliki masalah serius terkait kurangnya teknisi terlatih.

Investigator juga diperlukan untuk mengoperasikan laboratorium berbahaya itu, tetapi mereka tidak memiliki pegawai ahli seperti itu.

Juga, dari rekaman itu dikatakan jika ilmuwan Lab boleh mempelajari virus Corona mirip SARS yang diisolasi dari kelelawar, tapi tidak boleh mempelajari virus penyebab penyakit SARS pada manusia kecuali diberikan izin dari komisi yang berkaitan.

Baca Juga: Pantas Saja Menarik Perhatian, Lihat Kelakuan Ayah Ini yang Lakukan Aksi Berbahaya dengan 'Happy' dan Santai Pada Anaknya di Bibir Jurang!

"Aku tidak melihat adanya bukti yang mendukung ide jika virus ini dilepaskan secara sengaja atau tidak sengaja," ujar Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Columbia University setelah Washington Post merilis rekaman itu.

"Anda tidak bisa mengatakan seseorang bersalah tidak sengaja melepas sebuah virus. Harus ada buktinya."

Ahli lain tidak menganggap isi rekaman itu cukup signifikan.

"Selalu ada tantangan global dalam mempertahankan pekerja ahli. Semua fasilitas seperti ini menghadapi hal yang sama," ujar Rob Grenfell, direktur Biosekuritas dan Kesehatan di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization.

Baca Juga: Kalah Berani dari China yang Jelas Buka-bukaan, Militer Israel Disebut Pakai Teknologi Canggih Ini untuk Melacak Warga Palestina

Sampai saat ini rekaman itu dimasukkan sebagai "SBU" singkatan dari sensitive but unclassified, atau isinya tergolong sensitif tetapi belum bisa diklasifikasikan.

Segera setelah Trump menyebutkan tuduhannya kepada Lab Wuhan, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan terdapat "banyak sekali bukti" yang mendukung teori jika virus Corona memang berasal dari Wuhan.

Jumat kemarin saat ditanya apakah Pompeo memiliki bukti yang mendukung teori Lab Wuhan setelah memo 2018 itu, juru bicaranya tidak mengatakan informasi spesifik tetapi menawarkan permintaan Pompeo kepada China agar transparan.

"Mereka telah menghancurkan banyak sampel, mereka membungkam jurnalis dan dokter yang bersiap membicarakan akan virus ini dan tidak perbolehkan mereka untuk melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai sebuah negara: menjadi transparan dan terbuka, berkomunikasi dan bekerjasama," ujar Pompeo.

Baca Juga: Orangtua Ini Kecolongan, Anaknya Selalu di Kamar Ngaku Ikut Kelas Online selama Pandemi Nyatanya Bermain Game, Hal Memilukan Ini Terjadi kepada Si Bocah

Kantor Pejabat Intelijen Nasional tidak mendukung atau menolak teori lab tersebut.

Mei lalu, mereka kirimkan pernyataan jika petugas intelijen masih memeriksa apakah virus berasal melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau memang hasil dari kecelakaan di Wuhan.

Pernyataan mereka juga katakan jika para intel "sedang berkontes dengan himbauan ilmuwan jika virus Corona penyebab Covid-19 bukan virus buatan atau sengaja dimodifikasi."

Deklarasi langka dari para intel ini mengikuti laporan di New York Times bahwa pejabat administrasi Trump mendorong agensi mata-mata AS untuk mendukung teori bahwa virus memang berasal dari Lab Wuhan.

Baca Juga: Nyaris Tembus 4 Juta Kasus Covid-19, Trump Tetap Keukeuh Warga AS Tak Perlu Pakai Masker, 'Itu Melanggar Privasi Mereka!'

Bagaimanapun, menurut Tom Inglesby, direktur Pusat Keamanan Kesehatan di Johns Hopkins University, rekaman itu tidak mengkonfirmasi atau menolak teori bocornya virus Corona dari Lab Wuhan.

Ia juga menekankan orang-orang seharusnya tidak mempeributkan itu.

"Rekaman itu dibuat pada Januari 2018, dua tahun sebelum pandemi ini dikabarkan dimulai.

"Dua tahun adalah waktu yang lama dan perubahan bisa banyak terjadi di lab tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Umurnya 3.000 Tahun, Rumah Sakit di Israel Sedang 'Menangani Mumi Anak' yang Berpotensi Menjadi Makam Firaun Ini: 'APakah Itu Anak Kecil?'

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait