Advertorial

Persis Dengan Propaganda Kim Jong-Un, Demi Lancarkan Kampanyenya di Tengah Pandemi, Donald Trump Lakukan Kampanye Lewat Telepon Layaknya Propaganda Seperti Ini

May N

Editor

Persis Dengan Propaganda Kim Jong-Un, Demi Lancarkan Kampanyenya di Tengah Pandemi, Donald Trump Lakukan Kampanye Lewat Telepon Layaknya Propaganda Seperti Ini

Intisari-online.com -Seperti diketahui, negara Amerika Serikat atau AS akan tetap mengadakan pemilu di tengah pandemi Covid-19 November mendatang.

Banyak yang mempertanyakan apakah pemilu dengan segala macam kampanyenya diperlukan di masa krisis ini.

Namun di saat yang bersamaan, tidak ada yang ingin Donald Trump memimpin AS lagi, sehingga pemilu presiden diperlukan bagi rakyat AS.

Meski begitu, Trump menjadi kandidat kuat dari partai Republik sebagai calon presiden AS ke-46, melawan Joe Biden dari partai Demokrat.

Baca Juga: Remehkan Pasukan Indonesia, Pasukan Malaysia Dilibas Habis Marinir Indonesia Sebelum Sempat Kokang Senjata, Prajurit Komposit Inggris Tutupi Kekalahan dengan Dusta

Dengan pilihan yang terbatas ini, keadaan menjadi semakin sulit di AS.

Semenjak kedua pasangan calon presiden beserta wakil presiden dari kedua partai telah diumumkan, AS juga menghadapi penambahan kasus virus Corona setiap harinya.

Meski begitu, Trump tetap laksanakan kampanyenya dari satu negara bagian ke negara bagian lain.

Padahal dengan adanya kampanye maka akan muncul kumpulan pendukung ataupun siapapun yang menghadiri kampanye.

Baca Juga: Tiongkok Kebut Bangun 2 Kapal Induk Canggih Setara dengan HMS Queen Elizabeth karena Terima Tantangan AS, Jepang dan Inggris di Laut China Selatan, Siap Perang?

Hal itu merusak kebijakan social distancing dan jaga jarak yang telah menjadi kontrol utama penanganan Covid-19.

Tidak hanya itu, karena Trump mengesampingkan dampak dari virus Corona, maka rakyat AS terpecah menjadi dua kubu.

Kubu pertama adalah pendukung Donald Trump yang merasa Covid-19 hanyalah isapan jempol dan kebijakan menjaga jarak, tidak bepergian dan tidak memakai masker adalah bentuk keberanian dan pilihan yang mereka ambil.

Sementara kubu kedua tercipta dari kritik keras Joe Biden terhadap Donald Trump yang tidak lakukan tindakan yang perlu untuk menangani Covid-19 dan justru meributkan pemilu selanjutnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Desak MPR RI Segera Gulingkan Jokowi, Alasannya? Demi Selamatkan Rakyat, Bangsa, dan Negara Indonesia

Sehingga, kubu kedua adalah kubu Biden, dengan orang-orang yang memakai masker, menjaga jarak satu sama lain, atau hanya orang-orang yang tidak mendukung Trump.

Sudah tidak terhindarkan jika Covid-19 menjadi cara dalam langkah politik para politikus dan pembuat kebijakan.

Namun apa yang terjadi di AS sungguh memprihatinkan.

Kritik keras

Baca Juga: Dulunya Tenar dan Dipuja-puja, Mantan Bintang Film Dewasa ini Kini Hidup Melarat, Bahkan Tinggal di Gorong-gorong Bawah Tanah

Trump telah berulang kali diprotes karena tetap lakukan kampanye di tengah pandemi.

Akhirnya, presiden AS tersebut menggunakan akal sehatnya dan memulai cara kampanye yang baru.

Ia mulai terapkan kampanye tidak langsung melalui pengeras suara di kota-kota tempatnya mencari dukungan.

Hal tersebut membuat tidak perlunya pengumpulan para warga dan kebijakan jaga jarak bisa diterapkan.

Baca Juga: Tak Berkutik dan Pasrah, Pasangan dari Kasta Rendah India Dipukuli dan Panen Dihancurkan oleh Polisi, Setelah Itu Berniat Bunuh Diri

Disebut "kampanye-tele", kampanye ini sudah dilaksanakan Jumat lalu.

Pidato dari pengeras suara kota-kota itu mengantarkan 23 menit siaran langsung tentang janji-janjinya jika menjadi presiden lagi.

Salah satunya adalah respon administrasinya terhadap Covid-19 sampai kritik terhadap Joe Biden.

"Aku ingin berkumpul dengan kalian, dan ini yang bisa kita lakukan saat ini," ujarnya kepada suporternya lewat telepon.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Jangan Lupa Minum Air Putih Sebelum Tidur ya, Ini 8 Manfaatnya untuk Tubuh!

Ucapan itu tunjukkan karena pandemi virus Corona, "kita sedang kembangkan vaksin untuk Covid-19 tapi sampai itu sudah selesai sangat sulit untuk mengumpulkan massa kali ini, sehingga aku lakukan kampanye lewat telepon berpengeras suara seperti ini.

"Bisa kita sebut ini kampanye Trump, tapi kita lakukan lewat telepon."

Keputusan untuk lakukan kampanye seperti itu berasal dari kampanyenya di Tulsa, Oklahoma.

Kampanye yang dilaksanakan bersamaan dengan kematian warga Afro-Amerika George Floyd tersebut dianggap tidak berkemanusiaan dan membahayakan orang-orang.

Baca Juga: Jangan Sentuh Bagian Tergeli Wanita Ini Setelah Orgasme, Sensitif!

Hasilnya, tidak ada pendukung yang berkumpul dan kampanye tidak maksimal.

Kampanye di tempat lain, yang dijadwalkan minggu lalu di Portsmouth, New Hampshire dibatalkan karena ada kekhawatiran mengenai cuaca yang ada.

Sampai saat ini belum dijadwal ulang.

Tulsa mengalami lonjakan kasus Covid-19 semenjak kampanye Presiden.

Baca Juga: Diselingkuhi Istrinya, Pria Ini 'Balas Dendam' dengan Nikahi Ibu Mertua, Begini Kisah Cinta Segitiga Rumit yang Menimpa Mereka

Tidak hanya itu, banyak staff kampanye Trump yang terpaksa harus mengikuti karantina setelah 8 staf kampanye positif terinfeksi Covid-19.

Kampanye tele pertama Trump dilaksanakan Wisconsin, wilayah pinggir kota yang ia takut-takuti terkait sifat Joe Biden.

Terlepas dari naskah kampanyenya, ia menyebut Biden "ingin menyakiti para warga pinggiran kota" sembari ingatkan aturan perumahan Obama dalam melawan segregasi.

Trump juga menyebut bahwa administrasinya telah laksanakan hal terbaik dalam menangani Covid-19.

Baca Juga: Tanda-tanda Hamil 21 Minggu, Dia Laki-laki atau Perempuan ya…

"Kami telah lakukan hal bagus, dan mendapat penghargaan sangat sedikit untuk itu.

"Mereka berikan penghargaan itu kepada orang lain, yang sepertinya tidak melakukan kinerja sebanyak kami," ujarnya.

"Program pengujian kami yang terbaik di seluruh dunia, kami telah menguji hampir 50 juta orang, dan ketika Anda sebutkan itu akan tunjukkan kasus baru, memang benar tapi memang itu hal yang harus dilakukan."

Bulan lalu Trump sebutkan ingin mengurangi kapasitas pengujian Covid-19, sebuah klaim yang disebutkan stafnya sebagai lelucon semata.

Baca Juga: Ariel Noah Bongkar Rahasia Karismanya yang Bikin Para Wanita Terpikat, 10 Kebiasaan Ini Biasanya Dimiliki Orang Karismatik

Sejauh ini, Trump menolak kampanye digital, bahkan walaupun Biden telah terapkan kampanye digital.

Direktur komunikasi kampanye Trump Tim Murtaugh katakan CNN awal bulan ini, "tidak ada yang seperti kampanye Trump.

"Itu merupakan fenomena unik di sejarah politik AS dan sulit diulang kembali."

Bagaimanapun, lakukan kampanye dan pidato lewat telepon dan disebarkan dengan pengeras suara persis dengan apa yang terjadi di Korea Utara, yaitu semua propaganda Kim Jong-Un.

Baca Juga: Covid Hari Ini 18 Juli 2020: Semakin Menggila, Kasus Infeksi Corona di Dunia Bertambah 1 Juta Orang dalam 100 Jam Saja!

Mungkinkah dalam hati Trump ingin menjadi diktator seperti temannya itu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait