Advertorial

Lahir Sebagai Gereja, Sempat 'Disekulerkan' Sebagai Museum, Hagia Sophia Kini Kembali Berstatus Masjid Atas Desakan Erdogan, Sampai Disebut 'Provokasi Kepada Dunia Beradab'

Ade S

Editor

Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja lalu sempat 'disekulerkan' dengan menjadi museum, kini kembali berubah menjadi masjid.
Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja lalu sempat 'disekulerkan' dengan menjadi museum, kini kembali berubah menjadi masjid.

Lahir Sebagai Gereja, Sempat 'Disekulerkan' Sebagai Museum, Hagia Sophia Kini Kembali Berstatus Masjid Atas Desakan Erdogan, Sampai Disebut 'Provokasi Kepada Dunia Beradab'

Intisari-Online.com -Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja lalu sempat 'disekulerkan' dengan menjadi museum, kini kembali berubah menjadi masjid atas perintahPresiden Turki Tayyip Erdogan.

Keputusan ini lantas menuai kritikan dari berbagai belahan duniamulai dari Rusia, Yunani, hingga Amerika Serikat.

Ada yang menilainya sebagai hal yang memalukan ada pula yang menganggap keputusan Erdogan tersebut sebagai provokasi kepada dunia beradab.

Lalu, apa alasan banyak pihak yang menentang keputusan Dewan Negara Turki yang mengubah kembali status Hagia Sophia sebagai masjid?

Baca Juga: Berhasil Rebut Hati Warga Indonesia, Drama Korea vs Drama India vs Drama Turki, Mana yang Paling Mirip dengan Drama Indonesia?

Untuk menjawabnya, kita harus kembali ke tahun 537 M, kala Hagia Sophiapertama kali dibangun.

Kala itu, Hagia Sophia dibangun sebagai Katedral Gereja Kristen. Fungsi yang bertahan sekitar 500 tahun hingga tahun 1054 M.

Setelah itu, hingga tahun 1453, status bangunan yang terletak di Istanbul ini berubah-ubah dari Katedral Ortodoks Yunani, Katedral Katolik Roma, hingga kembali menjadi Katedral Ortodoks Yunani.

Namun, sejak Kesultanan Utsmani mengusasi Turki, bangunan ini berubah menjadi masjid hingga tahun 1931.

Baca Juga: Miliki Minyak dan Gas yang Tersembunyi di Bawah Gurun yang Luas, Negara Ini Mungkin Akan Jadi Suriah Kedua yang Hancur Berkeping-keping, Ini Alasannya

Seiring dengan runtuhnya Kesultanan Utsmani dan lahirnya Republik Sekuler Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atarturk, status dari bangunan dengan kubah yang ikonik ini pun dua kali berubah.

Mulai dari ditutup untuk umum dari tahun 1931 hingga 1935, hingga kemudian diubah statusnya, beberapa menyebutnya 'disekulerkan', menjadi museum.

Setelah ini, Hagia Sofia kemudian beralih status menjadi warisan dunia sebagai harmoni peradaban dunia.

Ya, bagi para pejalan destinasi kerap menorehkan memori khusus dalam benak. Hagia Sophia telah menggoreskan kesan yang teramat mendalam.

Kubah megahnya menjadi tonggak sejarah arsitektur dunia, bangunan ini terus menunjukkan keanggunan dan kesuciannya pada masa yang telah ia lewati.

Di dalam satu kubah inilah kita dapat merasakan dan mempelajari dua kebudayaan yang melekat pada bangsa Turki hari ini, budaya yang di turun temurunkan sejak era Ottoman dan juga Byzantium.

Ornamen gereja pada satu sisinya, dan ornamen lain yang berbentuk kaligrafi kental bernapaskan Islam.

Namun, kini status Hagia Sophia kembali berubah.

Baca Juga: Awalnya Ingin Buktikan Legenda Monster Danau, Tim Periset Malah Temukan Sebuah Kastil Misterius di bawah Danau di Turki

Pengadilan Turki membatalkan sebuah keputusan pemerintah tahun 1934 yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum pada Jumat (10/7/2020).

Keputusan ini akan membuka jalan bagi konversi pembangunan kembali ke masjid meskipun ada peringatan internasional terhadap tindakan tersebut.

Melansir Arab News, Presiden Tayyip Erdogan telah mengusulkan untuk memulihkan status masjid dari Situs Warisan Dunia UNESCO.

Situs ini menjadi titik fokus dari kekaisaran Bizantium Kristen dan Kekaisaran Ottoman Muslim dan sekarang menjadi salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki.

Erdogan menandatangani dekrit yang mengkonfirmasi keputusan tersebut pada hari Jumat.

AS, Yunani, dan para pemimpin gereja termasuk di antara mereka yang menyatakan keprihatinan tentang pengubahan status bangunan besar abad ke-6.

Hagia Sophia diubah menjadi museum di masa-masa awal negara Turki sekuler modern di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk.

"Disimpulkan bahwa akta penyelesaian mengalokasikannya sebagai masjid dan penggunaannya di luar karakter ini tidak dimungkinkan secara hukum," Dewan Negara, pengadilan administratif utama Turki, mengatakan dalam putusannya seperti yang dikutip dari Arab News.

Baca Juga: Pencarian Legenda Monster Danau Justru Membawa Tim Periset Temukan Kastil Misterius di Bawah Danau, Kondisinya Masih Menakjubkan

"Keputusan kabinet pada tahun 1934 yang mengakhiri penggunaannya sebagai masjid dan mendefinisikannya sebagai museum tidak mematuhi hukum," katanya.

Menurut asosiasi yang membawa kasus ini ke pengadilan, Hagia Sophia adalah milik pemimpin Ottoman yang merebut kota pada tahun 1453 dan mengubah gereja Bizantium yang sudah berusia 900 tahun menjadi masjid.

Ottoman membangun menara di samping struktur kubah yang luas, sementara di dalamnya ditambahkan panel kaligrafi besar bertuliskan nama-nama Arab dari para khalifah Muslim awal di samping ikonografi Kristen kuno monumen itu.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Sah! Hagia Sophia segera berubah fungsi menjadi masjid, Erdogan tandatangani dekrit".

Baca Juga: Lebaran di Tengah Pandemi Bukan Berarti Tak Bersilaturahmi, Ini 10 Ucapan Selamat Idul Fitri dalam Berbagai Bahasa, Inggris sampai Turki!

Artikel Terkait