Advertorial
Intisari-online.com - Menurut South China Morning Post pada Desember 2012, Lei Jun seorang pemilik furnitur di distrik Gia Ngu, Huberi, China, mendapat sebuah pesanan.
Seorang nelayan memintanya untuk mengangkut kayu lapuk yang sudah lama tidak terpakai, karena mengganggu aktivitas nelayan.
Lei dengan senang hati memindahkan batang kayu tersebut.Kemudian Lei membawanya pulang.
Awalnya Lei tidak mengetahui tentang kayu tersebut, tetapi karena ukurannya yang besar dia dengan senang hati menerimanya.
Baca Juga: Netizen Dibikin Bingung oleh Foto Jari-jari Kaki Zombie yang Mengerikan, Apa Sebenarnya Itu?
Mengutip Tintucnuocuc, Sabtu (4/7/20) Lei mengatakan pada media, "Saya membawanya ke sini lima tahun lalu, aya pikir itu batang kayu biasa."
"Panjangnya 19m sangat besar dengan berat mencapai 5 ton, butuh banyak upaya untuk membawanya," katanya.
"Saya harus menyewa kapal induk dengan biaya sekitar 90.000 yuan (Rp184 juta), pada saat itu," katanya.
Namun, dia tidak menyangka lima tahun kemudian kayu tersebut mendatangkan rejeki nomplok untuknya.
Pada tahun 2017, pabrik Lei berpartisipasi dalam acara penilaian harta di Wuhan untuk mengetahui karakteristik kayu berharga.
Lei membawa kayu lapuk dan jelek miliknya tersebut, dan siapa sangka benda itu ternyata adalah harta karun langka.
Menurut keterangan, kayu tersebut sangat langka dan bersejarah memiliki harga 600 tahun.
Pada permukaannya terlihat seperti badan kayu yang membusuk dan lapuk, tetapi setelah dipoles, akan terlihat warna kuning mengkilap.
Para arkeolog percaya asal-usul kayu ini berasal dari di Ya'an di Provinsi Sichuan (China) tempat pohon Phoebe zhennan, yang ditemukan 400 tahun.
Kayu itu diperkirakan jatuh selama transit di Sichuan untuk pembangunan istana Dinasti Ming.
Cai Jiwu, seorang ahli dari Institute Kebudayaan China mengatakan, "Kayu Phoebe zhennan sangat jarang dan sering digunakan keluarga kerajaan dan bangsawan untuk membangun kediaman."
Nilainya bisa mencapai 20 juta Yuan (Rp41 miliar), namun Lei menolak untuk menjual kayu tersebut, alih-alih memberikannya ke museum.
"Saya telah membaca berita dan mengetahui bahwa ini adalah harta Tiongkok yang hilang, dan dijual di luar negeri. Saya pikir barang-barang ini termasuk dalam sejarah budaya dan harus dipajang di museum," katanya.
Sementara itu, tahun 2015 sebuah rumah kayu di Hubei juga dihargai dengan nilai 10 juta Yuan atau sekitar Rp20 miliar.
Rumah tersebut adalah bangunan langka yang juga terbuat dari kayu Phoebe zhennan.
Rumah tua itu tampak kuno, namun harganya sungguh fantastis, namun pemiliknya tidak mau menjualnya.
Alhasil rumah kayu tersebut justru dipindahkan ke museum terdekat untuk direstorasi.
Menurut sejarah, para kaisar dari dinasti Ming sering menggunakan kayu berharga ini untuk membuat istana hingga perabotan rumah tangga.
Kayu ini sendiri sangat langka dan memiliki usia mencapai ratusan tahun, dan dianggap sebagai bende bersejarah di Tiongkok