Advertorial
Intidari-Online.com -Ketegangan belakangan ini mewarnai hubungan antara China dan India.
Penyebabnya yaitu bentrok tanpa senjata yang terjadi di perbatasan kedua negara.
Namun, atas insiden itu, dua negara ini sama-sama tak mengakui kesalahan.
Sementara India menuding China lah biang keroknya yang telah melanggar kesepakatan.
India marah besar, bahkan kabarnya negara tersebut mempercepat pengiriman rudal pertahanan udara buatan Rusia.
Selama ini digadang-gadang militernya lebih kuat, China justru mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak ingin ada bentrokan lagi di wilayah perbatasan dengan India setelah bentrokan terjadi pada hari Senin yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Kedua negara berusaha untuk menyelesaikan situasi melalui dialog.
Dikutip dari Reuters, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian menegaskan bahwa China tidak dapat disalahkan atas bentrokan itu dan mengatakan situasi keseluruhan di perbatasan stabil dan dapat dikendalikan.
Sebelumnya, sebanyak 20 tentara India tewas dalam sebuah bentrokan dengan militer China di Ladakh, wilayah Kashmir yang menjadi sengketa, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Militer India semula mengatakan, tiga tentaranya tewas dalam bentrokan tersebut.
Namun, para perwira India belakangan menyebutkan, sejumlah serdadu yang cedera telah meninggal akibat luka-luka yang mereka derita.
Kementerian urusan eksternal India menuding China melanggar kesepakatan yang ditetapkan pekan sebelumnya untuk saling menghormati Garis Kendali Aktual (LAC) di Lembah Galwan.
Koresponden BBC bidang diplomatik, James Robbins, melaporkan bahwa aksi kekerasan antara militer India dan China di Himalaya sangat serius, dan tekanan terhadap mereka akan berkembang agar insiden ini tidak berkembang menjadi pertikaian besar-besaran.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul China tidak ingin ada bentrokan lagi di wilayah perbatasan dengan India