Advertorial
Intisari-online.com - Sejak bentrokan antara India dan China memuncak pada 15 Juni lalu, ketegangan kedua negara ini terus memuncak.
Melansir Al Jazeera, jet tempur India terus menerus menyerbu dan bermanuver di langit lembah Galwan untuk menunjukkan keperkasaan mereka.
Para pejuang lepas landas secara teratur ke pangkalan mereka di Leh, ibukota Provinsi Ladakh.
Para pejuang India kemudian terbang 240km ke hotspot yang disengketakan dengan China.
Tentara India juga telah mendirikan pos-pos pemeriksaan di sekitar Leh, kota terpadat di Ladakh di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut.
Penduduk setempat mengatakan melihat banyak konvoi militer dan artileri melewai daerah itu.
"Kami mempertahankan kekuatan yang signifikan di daerah itu," kata seorang pejabat militer India, yang dirahasiakan identitasnya.
Dia juga mengkonfirmasi bala bantuan di daerah yang disengketakan itu akan terus datang.
Tashi Chhepal, seorang mantan tentara India yang telah dikerahkan ke daerah itu sejak lama, mengataka operasi itu tidak pernah sesensitif ini.
"Saya belum pernah melihat militer dimobilisai sejumlah besar dengan peralatan militer ke sini," kata Chhepal.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Tiongkok mengkonfirmasi pada 24 Juni bahwa bentrokan mematikan itu justru dipicu oleh India.
"Para prajurit telah mengambil tindakan defensif, dari tindakan agresif India untuk mempertahankan kedaulatan wilayah," kata Kementerian Pertahanan.
"Pihak China tidak bertanggung jawab atas bentrokan itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lian Kien.
"Tindakan sembrono oleh tentara India telah melanggar perjanjian antara kedua negara," katanya.
Baca Juga: Ini Terjadi pada Tubuh Ketika Minum Air Ketumbar Sebagai Ritual Pagi
Para analis mengatkan alasan China bersikap tegas kepada India, karena tahun lalu mereka menghapus otonomi negara bagian Jammu dan Khasmir termasuk wilayah Ladakh.
China melihat langkah India ini mengancam kepentingannya dan melanggar kedaulatannya.
China mengklaim 90.000 kilometer persegi wilayah itu dikuasai India termasuk wilayah Arunachal Pradesh.
Sementara China menguasai dataran tinggi Aksai Chin seluas 38.000 km2 di Himalaya barat, setelah perang dengan India tahun 1962.
Sedangkan India sendiri bersikukuh China telah melakukan tindakan kekesaran hingga menewaskan 20 prajuritnya.
Terbukti dalam bentrokan, 15/6 lalu, China tertanggkap basah menggunakan tongkat besi dengan paku.
Padahal pada saat itu militer India menggunakan tangan kosong, hal ini memicu reaksi keras dari India untuk bertindak tegas pada China.
Namun, ketegangan antara kedua negara ini masih sebatas wajar, meski kekuatan militer dikerahkan keduanya masih menahan diri untuk tidak melancarkan serangan dengan senjata berat.