Advertorial
Intisari-online.com -Aplikasi Tik Tok menjadi sangat populer sejak pandemi Covid-19.
Ketika orang-orang harus karantina atau bekerja dari rumah, banyak yang menggunakan aplikasi itu.
Tik Tok menawarkan beragam hiburan sampai banyak sekali tips dan trik dalam kehidupan sehari-hari.
Namun tahukah, akibat menjamurnya pengguna aplikasi tersebut, baru-baru ini seorang pemuda mengaku menderita Tik Tok Syndrome.
Pemuda bernama Kaesar itu mengaku jika mengalami perubahan drastis usai kecanduan memainkan aplikasi Tik Tok.
"Nama saya Kaesar 18 tahun dan saya memiliki Tik Tok Syndrome" ucap remaja tersebut.
Kaesar tidak bisa mengendalikan gerakan tangannya dengan baik dan benar.
Bahkan saat beraktivitas, tangan dan badannya terus bergerak.
"Pada awalnya saya bermain Tiktok itu cuma buat seneng-seneng doang. Tapi lama kelamaan saya merasa ada yang aneh. Saya seperti tidak bisa mengontrol tubuh saya. Dan ternyata setelah saya cek saya terkena Tik Tok syndrome" paparnya.
Dalam video tersebut juga diperlihatkan jika tangan Kaesar terus bergerak saat tidur dan minum.
Ia pun mengatakan jika dirinya harus minum obat dua kali sehari untuk meditasi.
"Dan saya harus minum obat dua kali sehari untuk meditasi agar tubuh saya tidak bergerak-gerak. Tapi saya sudah terbiasa minum obat dengan rutin dan dokter menyuruh saya untuk mengurasi bermain Tiktok," tandasnya.
Lantas benarkah ada penyakit bernama Tik Tok Syndrome?
Jika dilihat dari gerak-gerik pemuda tersebut, dalam dunia medis biasa disebut dengan sindrom Tourette.
Berdasarkan National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sindrom Tourette merupakan sebuah gangguan yang melibatkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan (tics) yang tidak dapat dikontrol dengan mudah.
Misalnya, seseorang mungkin berulang kali mengedipkan mata, mengangkat bahu, atau mengeluarkan suara yang tidak biasa atau kata-kata yang menyinggung.
Tics biasanya muncul antara usia 2 dan 15, dengan rata-rata sekitar 6 tahun.
Anak laki-laki dilaporkan lebih banyak menderita sindrom ini dibanding anak perempuan.
Sindrom Tourette tidak memiliki pengobatan khusus.
Meskipun penyebab sindrom Tourette tidak diketahui, penelitian saat ini menunjukkan kelainan pada daerah otak tertentu (termasuk ganglia basal, lobus frontal, dan korteks), sirkuit yang menghubungkan wilayah ini, dan neurotransmiter (dopamin, serotonin, dan norepinefrin) yang bertanggung jawab untuk komunikasi di antara sel-sel saraf.
Bahkan, adanya riwayat keluarga dengan sindrom Tourette atau kelainan lainnya dapat meningkatkan risiko kemungkinan sindrom Tourette.
Terlepas dari itu, unggahan pemuda asal Medan yang mengaku menderita Tik Tok Syndrome itu rupanya hanyalah komedi sarkas belaka alias sindiran.
(Nikita Yulia Ferdiaz)
Artikel ini telah tayang di Grid Health dengan judul "Pemuda Akui Kena Tik Tok Syndrome sampai Minum Obat 2 Kali Sehari, Ini Nama Penyakit Sebenarnya dalam Dunia Medis"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini