Advertorial

Pemerintahannya di Ujung Tanduk karena Kasus Covid-19, Presiden Ini Malah Pamer Kemesraan dengan Militer, Seolah Menantang Rakyatnya Sendiri

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Seolah sadar bahwa pemerintahannya berada di ujung tanduk karena kegagalannya menangani wabah Covid-19, pemerintah negara ini malah pamer kemesraan dengan militer.

Tindakan sang presiden yang 'berhasil' mengantarkan negaranya menembus satu juta kasus positif Covid-19, malah semakin membuat geram banyak pihak.

Dirinya dianggap telah membenturkan rakyatnya sendiri dengan pihak militer demi menjaga kekuasaannya.

Baca Juga: Bukan Hanya Punya Penyakit Bawaan, Pasien Covid-19 Ternyata Bisa Rentan Meninggal Gara-gara Hal Sepele Ini

Brazil termasuk negara yang berada di posisi teratas dalam keparahan kasus Covid-19 di seluruh dunia.

Setidaknya sampai 18 Juni lalu, negara tersebut berada di posisi kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak setelah Amerika Serikat.

Lebih dari 900 ribu kasus positif tercatat, sementara orang meninggal dunia karena pandemi ini mencapai lebih dari 40 ribu.

Disebut-sebut kasus di Brazil bertambah satu setiap menitnya, namun penanganannya begitu buruk menimbulkan kemarahan warga.

Baca Juga: Turun Langsung Perangi Pandemi: Bakti-Indonesia Rangkul Berbagai Golongan Masyarakat dan Lakukan Aksi Kemanusiaan bagi yang Terdampak Covid-19

Melansir Marketwatch.com (20/6/2020), penanganan buruk itu mendapatkan kecaman dari para dokter.

Bahkan, mereka terang-terangan menghujat dan menyalahkan sang presiden, Jair Bolsonaro.

Sikap presiden berjuluk 'Trump Tropis' itu dianggap telah mengakibatkan krisis yang lebih buruk daripada Amerika Serikat.

Menanggapi hal tersebut, sang presiden Jair Bolsonaromengatakan bahwa militer melayani kehendak rakyat dan misinya adalah untuk mempertahankan demokrasi.

Sebuah pernyataan yang menambah bahan bakar untuk debat yang semakin bergejolak ketika membahas tentang peran angkatan bersenjata di tengah kegaduhan ketidakstabilan politik.

Bolsonaro berbicara di Rio de Janeiro saat pemakaman penerjun payung yang meninggal sehari sebelumnya karena kecelakaan di sebuah pangkalan udara.

Komentarnya disampaikan ketika para pendukung dan penentangnya berkumpul di kota-kota di seluruh negeri, dalam sebuah simbol polarisasi di negara terbesar di Amerika Latin itu.

"Misi kami, misi Angkatan Bersenjata, adalah untuk membela negara untuk mempertahankan demokrasi," kata Bolsonaro dalam video komentarnya yang disebarkan secara daring. Dia menambahkan bahwa "kami melayani keinginan penduduk Brasil."

Baca Juga: Covid Hari Ini 22 Juni 2020: Kasus Positif di Dunia Hampir Capai 9 Juta, Indonesia Berada di Urutan ke-29 Negara Paling Banyak Kasus Covid-19, Posisi Satu Belum Berubah

Banyak yang menduga kalimat "mempertahankan demokrasi" adalah mempertahankan kekuasaannya yang diklaim terpilih secara demokratis melalui pemilu.

Ketegangan memang semakin meningkat di Brasilia di tengah perselisihan antara presiden dan Mahkamah Agung.

Sebuahg kondisi yang menyebabkan beberapa pihak menyarankan militerharusmemihak pada suatu situasi yang akhirnya memburuk.

Tergerak oleh para pendukung dan mantan jenderal di kabinetnya, Bolsonaro telah memicu ketegangan, dengan mengatakan militer tidak akan pernah menyingkirkan dirinya dari jabatannya sebagai presiden.

Bolsonaro memang berada dalam frustrasi dengan kasus-kasus hukum yang dihadapi dirinay dan pendukung politiknya. Sebuah kondisi yang memicu munculnya ide pemakzulan.

Gesekan semakin meningkat dengan sangat besar ketika kasus corona di negara tersebut semakin memburuk bahkan disebut-sebut bertambah setiap menitnya.

Artikel Terkait