Alih-alih membuat pekerjaan sistem outsourcing seperti beberapa bank lakukan, Setty meminta petugas SBI untuk memanggil lebih dari 100 ribu peminjam pihak ritel selama 3 bulan terakhir untuk mengajari mereka mengenai dampak dari moratorium pinjaman.
Hal tersebut bertujuan untuk memperjelas jika hal itu bukan pengabaian, dan mendesak mereka untuk mempelajari kemampuan mereka membayar hutan mereka.
"Kebanyakan peminjam pihak ritel yang meminta moratorium melakukanya untuk menyelamatkan uang tunai mereka karena ketidakpastian, dan bukan karena mereka tidak memiliki kemampuan atau niat untuk membayar hutang mereka." ujar Setty.
Hal ini mengindikasikan porsi besar dari pinjaman bank kepada para individu, sebesar 98.5 miliar Dolar atau lebih dari sepertiga dari total pembukuan SBI.
Fokus para pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman kepada peminjam dengan gaji tetap akhirnya terbayar, ujarnya.
Namun peminjam dari pihak korporasi, sebesar 41% dari bisnis peminjaman dan separuh dari pinjaman buruk itu, dapat menghambat pulihnya angka pinjaman setelah pemerintah melarang mengisi kasus baru kebangkrutan di pengadilan sampai September.
"Sulit sebutkan pendekatan apa yang akan kami lakukan untuk pulihkan pinjaman dari para pemilik perusahaan," ujar Setty.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Source | : | times of india |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR