Advertorial
Intisari-Online.com -Selama berbulan-bulan, para ilmuwan telah memperdebatkan alasan satu variasi genetik dari virus corona menjadi dominan di banyak bagian dunia.
Namun, ilmuwan lain mengusulkan kemungkinan bahwa mutasi memberi virus corona semacam keunggulan biologis.
Melansir New York Times, penelitian terbaru, yang belum ditinjau oleh kembali, menunjukkan bahwa mutasi ini tampaknya mengubah fungsi biologis virus.
Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa virus yang membawa mutasi tertentu menginfeksi lebih banyak sel dan lebih tangguh daripada yang tidak mengalami mutasi.
Para peneliti di Scripps Research, Florida, menemukan bahwa mutasi, yang dikenal sebagai D614G, menstabilkan protein yang menonjol pada permukaan virus.
Mutasi D614G dijelaskan oleh ilmuwan yang memimpin penelitian, Hyeryun Choe dan Michael Farzan.
"Virus dengan tonjolan yang lebih fungsional di permukaan akan lebih menular, dan ada perbedaan yang sangat jelas antara kedua virus dalam percobaan," kata Dr. Farzan.
Untungnya, virus corona di Indonesia belum mengalami mutasi.
Virologis Universitas Udayana, Ngurah Mahardika, mengungkap adanya virus SARS-Cov-2 yang mengakibatkan Covid-19 dan menjadi pandemi di dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut Ngurah, virus di Indonesia saat ini belum mengalami mutasi.
"Virus di Indonesia mengalami perbedaan dengan Wuhan tidak pada receptor binding site. Jika berubah pada receptor binding site, bisa jadi virus lebih ganas, antibodi tidak berperan bahkan vaksin kehilangan khasiatnya jika dipakai di Indonesia,” katanya dalam siaran BNPB, Kamis (18/6/2020).
Sementara, untuk mencegah mutasi ini, kuncinya menurut Ngurah adalah menekan penyebaran. Pasalnya, virus memiliki peluang untuk bermutasi ketika berada di tubuh manusia.
"Jadi agar tak bermutasi jangan masuk tubuh manusia. Setiap orang punya tugas untuk membuat virus ini tak bermutasi dengan menerapkan protokol aman Covid-19," ujar dia.
Menurutnya, ada sedikit perbedaan antara virus corona di Indonesia dan yang muncul di luar China.
Kondisi ini sama dengan virus di negara-negara lain.
"Ada beberapa (virus) yang bahkan persis sama dengan Wuhan, tetapi tidak banyak. Itu Saya tidak mengidentifikasi keturunan virus Indonesia, ini artinya ada multiple introduction," katanya.
"Jadi beberapa kali masuk ke Indonesia dan datanya masih sedikit sehingga keturunan virus yang di Indonesia belum ada,” pungkasnya.
Reza Deni
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Virologis Sebut Virus Corona di Indonesia Belum Bermutasi