Advertorial

Memprihatinkan! Tak Ada Ruang Untuk Makamkan Pasien Covid-19, di Brazil Mayat Lama Diambil dari Pemakamannya Untuk diganti dengan Mayat Pasien Covid-19

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Negara itu juga mengalami masalah besar dalam hal memakamkan mayat pasien Covid-19, sehingga mereka melakukan hal yang mengejutkan.
Negara itu juga mengalami masalah besar dalam hal memakamkan mayat pasien Covid-19, sehingga mereka melakukan hal yang mengejutkan.

Intisari-online.com - Korban pasien Covid-19 yang tewas di Brasil, telah melampaui total negara-negara di Eropa.

Hal itu menadikan negara dari benua Amerika ini terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.

Sementara itu negara itu juga mengalami masalah besar dalam hal memakamkan mayat pasien Covid-19, sehingga mereka melakukan hal yang mengejutkan.

Melansir Daily Mirror pada Senin (15/6/2020), Brasil dipaksa menggali kembali makam orang yang telah lama meninggal.

Baca Juga: Temui Keganasan Gustave si Monster Pembunuh, Buaya Raksasa Pemangsa 300 Manusia, Tak Pernah Bisa Dibunuh Meski Diserbu AK47

Tujuannya adalah menadapatkan ruang lebih untuk memakamkan pasien Covid-19.

Saat ini di Brasil jumlah orang yang tewas akibat Covid-19 mencapai 42.791, dengan 851.000 kasus yang sudah diketahui.

Hal ini membuat Brasil menjadi negara terparah kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Negara ini menjadi pusat penyebaran virus corona di Amerika Selatan dan kematian tertinggi di Sao Paulo dengan 5.840 menjadikannya daerah terparah di benua itu.

Baca Juga: Terjebak di Antara Dua Kubu Panas, Uni Eropa Putuskan Hal Ini Dalam Hubungan Amerika Melawan China, Keputusan Mengejutkan Sebelum Bertemu Menlu AS!

Sementara masalah pemakaman membuat negara itu memutar otak untuk menyelesaikannya.

Solusi yang dilakukan Brasil saat ini adalah, melakukan penggalian massal kuburan lama, untuk memberikan ruang jenazah baru pasien Covid-19.

Menurut keterangan dari layanan pemakaman kota Sao Paulo, mengatakan, sisa-sisa mereka yang meniggal setidaknya 3 tahun lalu akan digali kembali.

Pekerja pemakaman, mengumpulkan tulang-tulang dari jenazah lama, kemudian memasukkannya ke dalam kantong bernomor.

Lalu mereka menyimpannya digudang, sebelum dipindahkan ke pemakaman baru dalam 15 hari ke depan.

Dalam sebuah pernyataan, pejabat setempat mengatakan tulang-tulang itu akan dimasukkan ke dalam osuarium publik.

Baca Juga: Selesai dengan Wuhan, China Kembali Waspada dengan Kasus Corona di Pasar Beijing yang Naik Jadi 79, Risiko Penyebaran Tinggi

Ossuary adalah bangunan seperti sumur, atau situs yang dibuat untuk tempat peristirahatan terakhir dari sisa-sisa manusia seperti kerangka.

Seorang penggali kuburan di pemakaman Villa Formosa di Sao Paulo mengatakan, para pekerja di lokasi itu khawatir, karena batasan sosial yang terus dilonggarkan.

Pemakaman itu, menyimpan setidaknya 1.654 orang di lokasi, dan bertambah 500 orang pada bulan Maret karena lonjakan kasus Covid-19.

Penggali kuburan Adenilson Costa mengatakan, "dengan pembukaan mal dan toko, kami jadi semakin khawatir."

"Kami tidak dalam kurva di puncak, dan ini belum berakhir. Sekarang saya khawatir karena banyak orang berada di luar," katanya.

Cosa mengaku sangat sibuk sebagai penggali kubur, selama merebaknya kasus Covid-19.

Baca Juga: Bayangan Hitam Pandemi: Hantu yang Mengikuti Sampai Generasi Selanjutnya Seperti Pandemi Flu Spanyol dan Pes Bubo, Apakah Pandemi Covid-19 Akan Berdampak Demikian?

Saat ini pemerintah Brasil berencana untuk melonggarkan batasan sosial.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro, mendapat kecaman keras atas penanganan pandemi setelah awalnya menganggap virus ini sebagai "flu ringan".

Para pemrotes terlihat mengubur diri di kubuan tiruan di pantai, untuk menyoroti jumlah korban yang tewas akibat pandemi ini.

Artikel Terkait