Intisari-online.com - Beberapa bulan terakhir, oleh karena pandemi Covid-19, hampir semua orang di dunia mengalami perubahan yang tidak terduga dan terjadi dengan cepat dalam hidupnya.
Secara tiba-tiba semua orang harus memusatkan semua kegiatannya di rumah. Bekerja, belajar, hingga beribadah. Cara komunikasi pun berubah, dari bertatap muka langsung menjadi menjadi komunikasi dengan memanfaatkan aplikasi meeting online. Semua momen spesial juga harus dilalui di rumah saja.
Memasuki fase kenormalan baru, atau new normal, cara hidup tersebut pun kembali terusik. Pada fase kenormalan baru masyarakat memang diperkenankan untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala tetapi dengan sejumlah cara dan kebiasaan yang baru demi mencegah penularan Covid-19.
Hidup berdampingan dengan Covid-19 akan berbeda dengan kehidupan normal sebelum pandemi. Ada sejumlah batasan dan protokol kesehatan harus diikuti.
Pada kegiatan perkantoran misalnya. Di Indonesia, perkantoran diperbolehkan untuk beroperasi tetapi kapasitasnya dibatasi. Hanya 50 persen karyawan yang boleh beraktivitas di jam operasional kantor. Pekerja kantoran harus terbiasa dengan sistem kerja shift atau bergantian hari.
Pembatasan kapasitas menjadi hanya 50 persen ini juga berlaku di fasilitas publik seperti kendaraan umum, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah.
Begitu juga cara menikmati hiburan di luar rumah. Pusat perbelanjaan hingga restoran-restoran menerapkan standar keamanan yang harus diikuti oleh karyawan dan pelanggannya.
Selain itu, secara pribadi masyarakat juga harus mengadopsi kebiasaan rajin mencuci tangan, mengenakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak 1-2 meter dengan orang lain juga menjadi dalam kehidupan sehari-hari demi keamanan dari risiko penularan Covid-19.
Baca Juga: Tak Selalu Menyehatkan, Ini yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Mengonsumsi Ramuan Herbal
Selain mengikuti protokol kesehatan dan mengadopsi kebiasaan hidup bersih, memiliki pola hidup sehat bukan lagi pilihan melainkan keharusan.
Penelitian The National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mencatat setidaknya 50 persen orang yang terinfeksi virus corona tidak memiliki gejala atau menunjukkan gangguan kesehatan.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR