Advertorial

Ngeri, Evolusi Virus Corona Sars-CoV-2 Telah Beradaptasi Agar Mudah 'Masuki' Inang Manusia, Ini Penyebabnya

May N

Editor

Intisari-online.com - Teori konspirasi tentang asal-usul virus corona yang menyebar dari China, terus dilontarkan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

Akibatnya, dunia tak hanya menghadapi pandemi Covid-19, tetapi juga ketegangan antara dua negara besar ini.

Baru-baru ini, ahli virus atau virologi asal China, Shi Zhengli yang telah menjadi subjek teori kontroversial tentang asal-usul virus ini, kembali mempublikasikan hasil penelitian baru tentang SARS dan hewan inangnya.

Shi yang juga merupakan kepala pusat penyakit menular di Institut Virologi Wuhan ini mengatakan kelelawar tapal kuda China adalah tuan rumah alami untuk virus corona yang berkaitan dengan SARS (SARSs-CoVs).

Baca Juga: Kisah Tragis Nasib Perawat, Meninggal Setelah Bersihkan Kamar Bekas Pasien Covid-19, Keluarga: 'Saya Ingin Semua Orang Menganggap Ini Serius'

Makalah penelitian ini diterbitkan di situs pracetak Biorxiv.org, pada Kamis lalu.

Dalam makalah yang belum ditinjau peer-review ini menunjukkan kelelawar membawa banyak virus corona dengan tingkat keragaman genetik yang tinggi.

Seperti melansir South China Morning Post (SCMP), Senin (18/5/2020), Shi mengatakan keragaman genetik yang tampak terlihat yakni pada protein spike atau protein penancap.

Protein spike pada virus corona kelelawar telah berevolusi dari waktu ke waktu untuk membantu penularannya.

Baca Juga: Diduga UFO, Dokumen Militer Amerika Ini Ungkap Kisah Pesawat Tempurnya Pernah Bertemu Obyek Misterius Secara Tak Sengaja

"Semua protein kelelawar SARSr-CoV yang diuji memiliki afinitas pengikat yang lebih tinggi pada ACE2 manusia daripada ACE2 milik kelelawar," ungkap peneliti.

Kendati keduanya menunjukkan afinitas pengikatan 10 kali lipat lebih rendah dengan kerabat SARS-CoV lainnya.

Perlu diketahui, ACE2, atau angiotensin-converting enzyme 2, adalah protein yang menyediakan titik masuk bagi virus corona untuk mengikat dan menginfeksi sel manusia, sehingga menyebabkan seseorang terkena Covid-19.

Sedangkan protein spike atau protein penancap adalah bagian dari virus yang mengikat sel manusia.

Baca Juga: Berbahaya dan Tersembunyi, Inilah Senjata Canggih Nan Mematikan Milik China yang Membuat Militer Amerika Makin Ketar-Ketir

Infeksi silang spesies kelelawar

Pada penelitian laboratorium sebelumnya membangun hubungan genetik yang kuat antara virus corona yang menyebabkan Covid-19 dan salah satunya ditemukan di kelelawar tapal kuda di China tenggara.

Shi telah menjadi subjek spekulasi atas pekerjaannya di institut virologi, yang meliputi penemuan reservoir kelelawar alami untuk patogen SARS (sindrom pernapasan akut yang parah) yang menyebar melalui China selatan dari tahun 2002 hingga 2003.

Pada Maret lalu dalam diskusi online tentang virus corona baru, Shi menanggapi tentang munculnya virus yang dianggap rekayasa genetika dan bocor dari laboratorium China.

Baca Juga: Problema Laut China Selatan yang Tiada Henti: Amerika Ikut Ingin 'Mencicipi' Kekayaan Sumber Daya Alam, Vietnam Heran Rekan Negara Asean Lain Pilih 'Melempem' Urusi Sengketa Tersebut

Dia juga memperkirakan adanya infeksi saling silang spesies kelelawar yang cukup tinggi.

"Saya memperkirakan pada 2018, kemungkinan infeksi saling silang terkait SARS (corona) pada kelelawar cukup tinggi.

"Tapi saya tidak mengira itu terjadi begitu cepat, di kota tempat saya tinggal," jelas Shi.

(Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Virus China: Evolusi Corona SARS telah Beradaptasi dengan Inang Manusia"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait