Advertorial

Kisah 20 Budak Nafsu Raja Thailand yang Menemaninya Menghabiskan Waktu Lockdown di Hotel Jerman, Setiap Gundik Ternyata Punya Pangkat

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, sebuah kabar menyebutkan bahwa raja Thailand Vajiralongkorn (67) pergi ke Jerman di tengah situasi pandemi Covid-19.

Dia melarikan diri ke Jerman dan menyewa satu hotel bersama 20 Budak Nafsunya, untuk menemaninya.

Melansir Daily Mail, pada Jumat (8/5/20), mereka menyewa hotel Alpine di mana Raja Thailand menghabiskan waktu lockdown bersama 20 selir alias budak nafsunya.

Mereka memesan seluruh lantai empat yang mencakup ruang hiburan dan dihiasi dengan barang antik Thailand.

Baca Juga: Meski 'Disaksikan' Jokowi, Anies Baswedan dan Para Menteri Gontok-gontokan soal Data Bansos Warga Miskin di DKI, Begini 'Kekacauannya'

Staf hotel pun juga dilarang untuk pergi ke lantai empat yang sudah disewa oleh Raja Vajilangkorn.

Seorang reporter yang menyelidiki hotel bernama Max Boeddeker mengatakan, kekebalan diplomatik yang dimiliki raja tersebut menyebabkan Jerman hanya bisa melakuan sedikit hal.

Tetapi diyakini, Raja Maha Vajilongkorn sudah kembali ke negara asalnya Thailand.

Bersama dengan20 wanita yang diyakini sebagai budak nafsunya, tersebut memiliki pangkat laiknya seorang anggota militer.

Baca Juga: Tak Hanya Mengganti Warna Rambut karena Panik dan Takut, Ferdian Paleka Ternyata Kantongi Surat Sakti Ini Hingga Bisa Keluar Bandung Saat PSBB!

Budak nafsu tersebut, meskipun dianggap sebagai selir, mereka ternyata seperti unit militer pasukan khusus.

Di Hotel itu, sang Raja menghabiskan banyak waktu bersama 20 wanita tersebut.

Mereka diberi sebutan dengan gaya militer, dengan nomor S01 hingga S020, dengan peringkat seperti mayor hingga kolonel.

Wanita-wanita itu juga diberi gelar kehormatan seperti Sirivajirabhakdi, atau yang cantik akan setia kepada raja.

Raja tersebut tampaknya menikmati, 'ruang kesenangan' yang dibuat khusus untuk raja bersama 20 budak nafsunya.

Pakar Thailand Andrew McGregor Marshall mengatakan, "Seluruh lantai dipenuhi dengan barang antik dan harta benda khas dari Thailand."

Baca Juga: Dunia Usaha Sedang Terpuruk, Menkeu Sri Mulyani Gelontorkan Rp 150 Triliun untuk Pulihkan Ekonomi Nasional, Seperti Apa Rinciannya?

"Para wanita itu membuat pertaruhan besar, dengan harapan untuk kekayaaan dan kesuksesan diri mereka sendiri dan keluarganya," katanya.

"Yang lain menyerah, karena takut jika menolaknya akan menerima konsekuensi besar," jelasnya.

Tinggal di Jerman di tengah lockdown, membuatnya melewatkan hari penobatan di Thailand, menandai sejak dia diangkat sebagai raja baru beberapa tahun lalu.

Pada minggu lalu dia sempat kembali ke Thailand dari Bandara Munich setidaknya sekali, untuk memeriksa alat pelindung di Bangkok.

Namun, itu hanya berlangsung singkat, selebihnya dia disebutkan kembali lagi ke hotel dan tinggal di sana.

Thailand sendiri sudah lockdown sejak Maret dan sejauh ini tercatat 2.992 kasus dan 55 kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Terdengar Lirih Tangisan Minta Tolong Sebelum Ditemukan, Ibu yang Lumpuh Ini Ternyata Sudah 3 Hari Dikubur Hidup-hidup Oleh Anaknya, Begini Dalih Awalnya

Kabar tentang ketidakhadiran Raja telah memicu kecaman di media sosial Thailand, tetapi mereka yang menghina dan mengkritik raja justru bisa dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Banyak rakyatnya menyindir di media sosial dengan membuat hastag, 'Mengapa kita membutuhkan raja?'.

Vajiralongkorn naik tahta pada 2016, menggantikan ayahnya yang sudah memerintah sejak 1946.

Menurut tradisi kerajaan di Thailand, raja yang berkuasa dipandang seperti dewa dan semi-ilahi, dia sangat dihormati dan dipuja oleh rakyatnya.

Raja harus duduk paling tinggi, daripada lainnya dan selama pidato, kaki raja harus berdiri dengan tinggi setidaknya di atas kepala orang-orang sekitarnya.

Artikel Terkait