Adalah Stanculescu tokoh yang merencanakan penculikan Ceausescu dan istri untuk kemudian disidang oleh National Salvation Front (NSF), sebuah gerakan reaksi dalam gerakan revolusi ini.
Tanggal 25 Desember 1989, sidang pun dilaksanakan. Berbagai dakwaan bersalah dijatuhkan kepada Ceausescu, termasuk dalam kasus pembunuhan massal serta hutang negara yang menggunung.
Hukuman pun dijatuhkan, yaitu eksekusi mati dengan senjata api. Pasangan suami istri yang tak berdaya itu tidak ingin mati sendiri-sendiri, mereka berkeras untuk dieksekusi bersama.
Maka pada hari Natal pukul empat sore, dengan tangan yang diikat tanpa suka rela serta kamera televisi yang merekam, 120 peluru ditembakkan—menjadi tiket mereka pergi dari mimpi buruk yang menghantui sejak 16 Desember 1989.
Proses eksekusi Ceausescu dan istrinya menjadi konsumsi masyarakat luas.
Berbagai stasiun televisi menayangkan peristiwa eksekusi tersebut, bahkan negara-negara lain di dunia, termasuk Indonesia, juga turut menayangkan.
Hingga kini, setelah lebih dari 25 tahun, peristiwa tewasnya petinggi negara dan istrinya sebagai penanda runtuhnya rezim komunis dan sosialis di Romania, masih bisa disaksikan.
Artikel ini pernah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul "Dibantainya Petinggi Negara di Tanah Drakula"
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR