Advertorial

Bertahun-tahun Mati-matian Ditekan, Angka Kemiskinan Indonesia Kini Malah Kembali Seperti di Masa Pemerintahan SBY, Wabah Covid-19 Mengubahnya Hanya dalam Beberapa Bulan

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Angka kemiskinan di Indonesia, seperti saat terjadi di berbagai negara, saat ini melonjak pesat gara-gara wabah Covid-19.

Upaya pemerintah selama bertahun-tahun untuk mengurangi angka kemiskinan pada akhirnya "diputarbalikan" oleh virus corona.

Bahkan, angka kemiskinan di Indonesia saat ini benar-benar mundur sangat jauh ke dalam kondisi yang terjadi di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ya, dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap perkekonomina kian nyata.

Baca Juga: Covid Hari Ini 6 Mei 2020: Kasus Corona di Indonesia Mencapai 12.438 Kasus, 2.317 Sembuh dan 895 Meninggal

Hanya dalam beberapa bulan, pandemi ini telah membuat jumlah orang miskin di Indonesia semakin banyak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akibat pandemi Covid-19 terjadi lonjakan jumlah kemiskinan.

Pantauan Menkeu, dari Maret-Mei 2020 angka kemiskinan sudah melonjak seperti pada tahun 2011 lalu.

"Dalam kondisi seperti ini, jumlah angka kemiskinan akan naik, Seluruh pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 ke 2020 mengalami reverse kembali," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (6/5).

Baca Juga: Negaranya Menderita di Tengah Corona, Raja Thailand Malah Hidup Bersenang-senang dalam Karantina Mewah

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan pada tahun 2011 sebanyak 30,12 juta jiwa atau 12,49% populasi.

Kemudian mulai membaik pada pada September 2019, jumlah kemiskinan menurun signifikan yakni sebesar 9,22% atau setara dengan 24,79 juta orang.

Sri Mulyani menyebutkan, virus corona mampu memutar balikkan kinerja pemerintah untuk menekan angka kemiskinan di bawah 10% dalam waktu sembilan tahun terakhir.

Setali tiga uang, melonjaknya tingkat kemiskinan sejalan dengan banyaknya pengangguran bermunculan akibat pekerja yang dirumahkan atau kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menkeu bilang, dalam waktu satu setengah bulan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat pengangguran telah melonjak 2 juta.

"Oleh karena itu kita perlu untuk melakukan berbagai langkah-langkah untu jaga resiliensi daya tahan dunia usaha dan langkah-langkah agar mereka tidak lakukan PHK. Ini tidak mudah," kata Menkeu.

Baca Juga: Wah, Siapa Sangka Suku Aborigin di Australia Masih Bebas Virus Corona, Apa Rahasianya Ya?

Tahun ini, pemerintah juga telah meningkatkan belanja bantuan sosial sebagi upaya agar tidak terjadi lonjakan kemiskinan.

Dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan anggaran jaring pengaman sosial atau social safety net sebanyak Rp 110 triliun.

Rinciannya untuk penambahan penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp8,3 triliun, tambahan untuk sembako kepada 20 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) senilai Rp10,9 triliun.

Kemudian adapula Kartu Pra Kerja dengan anggaran Rp10 triliun, diskon tarif listrik untuk pelanggan 450VA dan 900VA sebanyak Rp3,5 triliun, tambahan insentif perumahan bagi MBR sebanyak Rp1,5 triliun, dan program jaringan sosial lainnya yakni Rp30,8 triliun.

Selanjutnya, Kemenkeu juga mengalokasikan cadangan untuk pemulihan kebutuhan pokok dan operasi pasar/logistic senilai Rp25 triliun, lalu penyesuaian angaran pendidikan untuk penangan Covid-19 sebanyak Rp 20 triliun.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Menkeu Sri Mulyani: Wabah corona memutar balik kinerja pemerintah menekan kemiskinan.

Artikel Terkait