Advertorial
Intisari-online.com - Sebelumnya WHO disebut sebagai badan dunia yang berpihak ke China karena terus membantu China menyangkal tuduhan dari dunia.
China sendiri dituduh menyembunyikan banyak bukti dan kebenaran soal virus corona, namun WHO tak jarang mengatakan bahwa China tidak bersalah atas hal ini.
Tampaknya kini WHO justru berbalik, arah dan kini ikut dalam penyelidikan mengenai asal mula virus corona.
Menurut Daily Mail, Jumat (1/5/20), Organisasi Kesahatan Dunia (WHO), menyatakan diri bahwa mereka ingin mengambil bagian dalam penyelidikan pada Tiongkok.
Badan PBB itu mengatakan, Beijing diharapkan memberikan undangan pada mereka untuk melakukan penyelidikan tentang asal muasal penyakit itu.
Hal itu terjadi setelah Donald Trump terus menyuarakan,bahwa dia meyakini virus itu berasal dari laboratorium di China.
Terlebih, belakangan Trump juga menyatakan sudah mengantongi bukti bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium virologi di Wuhan.
Karena itulah dia memperingatkan, akan mengenakan sanksi pada China hingga 1 triliun dollar AS (Rp15.154 triliun) sebagai denda karena menyebabkan pandemi.
Dilaporkan intelijen AS, mereka menemukan bukti bahwa virus itu buatan manusia dan dimodifikasi secara genetik di laboratorium.
Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, menyatakan diri ingin menjadi bagian dalam penyelidikan ilmiah China.
Dia mengatakan, "WHO akan tertarik untuk bekerja sama dengan mitra internasional dan atas undangan pemerintah China, untuk berpartisipasi dalam penyelidikian asal-usul Covid-19."
Sebelumnya Trump terus membuat tuduhan ekplosif, bahwa virus corona yang menyebabkan jutaan infeksi dan runtuhnya ekonomi global adalah buatan laboratorium China.
Dia juga menyarankan pemerintah federal sedang mencari cara untuk menghukum China, karena memicu wabah dalam skala global.
"Ya, saya punya, saya memiliki buktinya," jelas Trump saat ditanya apakah dia sudah melihat bukti virus tersebut, berasal dari laboratorium Wuhan.
Laboratorium itu terletak sangat dekat dengan pasar hewan di Wuhan, dan diidentifikasi sebagai pusat penyebaran.
Namun, Donald Trump tidak mau menjelaskan secara rinci tentang bukti yang sudah ia kantongi tersebut.
"Aku tidak bisa memberitahumu, saya tidak diizinkan untuk memberi tahu Anda mengenai hal ini," ujar Trump kepada wartawan.
Ketika ditanya tentang langkah AS, apakah mereka tidak akan membayar utang kepada China, Trump menjawab bahwa dia akan melakukannya dengan cara berbeda.
"Saya tetap akan membayar hutan AS pada China, tapi kami juga akan memberikan beban tagihan pada mereka," katanya.
"Jadi, yang perlu kami lakukan adalan membebankan tarif hingga triliunan dollar AS kepada China," katanya.
"Kami melakukan ini karena dollar harus kami lindungi, kami ingin kesucian dollar terjaga sebagai mata uang terbesar dalam sejarah dunia," paparnya.
Komentar Trump muncul setelah pejabat pemerintah AS memberikan saran, untuk pembatalan kewajiban bayar utang AS kepada China.
Trump menolak rencana itu karena bisa melemahkan dollar, sebagai gantinya dia akan memberikan denda pada China.
Para Pejabat Intelijen AS berencana akan melakukan pertemuan rahasia pada Kamis, (7/5) untuk menyusun rencana menghukum dan menuntut kompensasi finansial dari China atas pandemi itu, lapor Washington Post.