Advertorial

Kisah Joy Arcilla , Wanita Cantik yang Gigih Melawan Kanker dan Merelakan Tangannya Diamputasi

Adrie Saputra
Moh. Habib Asyhad
Adrie Saputra
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Joy Arcilla dari Filipina adalah gadis yang normal dan bahagia sebelum dia mendapati harus terkena kanker langka.
Joy Arcilla dari Filipina adalah gadis yang normal dan bahagia sebelum dia mendapati harus terkena kanker langka.

Intisari-Online.com - Joy Arcilla dari Filipina adalah gadis cantik yang hidup bahagia.

Namun, kehidupannya mulai berubah menjadi'sangat buruk'ketika dia melihat benjolan kecil di lengan kirinya pada tahun 2013.

Awalnya dia hanya melihat benjolan kecil yang menyerupai gigitan nyamuk.

Namun setelah berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, dia menyadari bahwa benjolan itu tidak kunjung hilang, tetapi malah semakin membesar.

Baca juga:Jajal Adrenalin dengan Terbang Bak Burung di 3 Tempat Wisata Paralayang Keren Ini

Joy kemudian didiagnosis dengan Ewings Sarcoma, kanker langka pada tulang atau jaringan lunak.

Itu adalah jenis kanker yang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.

Joy baru berusia 16 tahun ketika dia didiagnosis dengan penyakit itu.

Dia pertama kali dioperasi pada bulan April 2013, di mana dokter meyakinkannya bahwa sarkoma benar-benar telah hilang.

Baca juga:Raëlisme atau Raelianisme, Sebuah Sekte Aneh yang Mengkultuskan Alien sebagai Tuhan, Bagaimana Mereka Beribadah?

Namun pada tahun 2014 dan Joy memperhatikan bahwa benjolan itu telah kembali, bahkan lebih besar dan sedikit menyakitkan daripada yang sebelumnya.

Ia akhirnya harus menjalani 17 siklus kemoterapi.

Namun, dia meminta keluarganya untuk menghentikan kemoterapi pada siklus ke-5 atau ke-6.

Dia tidak lagi dapat mengatasi tekanan mental, fisik, emosional bahkan rasa sakit yang dia dapatkan dari prosedur tersebut.

Baca juga:Mulai Diperketat, WhatsApp dikabarkan Akan terapkan Regulasi Umur Untuk Penggunanya

Ketika keluarga mencoba dokter lain, semua dokter memberikan jawaban yang sama: kemoterapi.

Namun Joy memutuskan untuk mencoba cara lain.

Dia mengubah gaya hidupnya dan makan lebih banyak makanan bergizi.

Dia makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

Namun benjolan baru mulai tumbuh lagi pada tahun 2015, benjolan itu lebih besar dan lebih agresif dari sebelumnya.

Dokter mengatakan kepadanya bahwa dia harus segera menjalani kemoterapi.

Dia akhirnya menyerah setelah melihat anak-anak yang lebih muda darinya, semuanya masih bisa tersenyum meski menjalani kemoterapi.

Baca juga:Ketika Virus 'Enny Arrow' Mewabah dan Menjangkiti Remaja-remaja Ibu Kota, Orangtua dan Psikolog pun Kelimpungan

Dan pada siklus kemoterapi ke-12 pada bulan Oktober 2015, benjolan itu sekali lagi dibuang.

Pada Februari 2016, ia akhirnya menyelesaikan siklus kemoterapi ke-17 (yang terakhir).

Sayangnya pertempuran Joy dengan kanker tidak berakhir di sana.

Benjolan lain mulai tumbuh di tahun yang sama.

Memikirkan tentang operasi dan kemoterapi membuat Joy memutuskan untuk mencoba sesuatu yang lain.

Dia mengikuti diet ketat sebagai gantinya, sesuatu yang jauh lebih 'ketat' dari diet sebelumnya.

Terlepas dari semua usahanya, benjolan itu mulai tumbuh begitu besar sehingga dia sangat sulit untuk menggerakkan lengannya.

Baca juga:Fakta di Balik Bom Nuklir ke-3 'Demon Core' yang Akan Dijatuhkan ke Jepang, Ilmuwan Alami Hal Mengerikan Saat Membuatnya

Yang mengejutkannya, saran dokter adalah untuk mengamputasi tangannya.

Hal tersebut diperlukan untuk mencegah kanker menyebar ke seluruh tubuhnya.

Saran dari dokter tersebut tentu membuattrauma pada Joy hingga dia jatuh ke dalam depresi saat dia berpikir tentang kehilangan tangannya.

Mereka mencoba dokter lain,dan sekali lagi, jawaban mereka sama: amputasi.

Baca juga:Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'

Setelah jatuh ke dalam depresi, Joy segera menyadari bahwa seluruh dirinya lebih penting daripadatangannya.

Pada 21 Desember 2017, lengan Joy diamputasi.

Meskipun operasi itu berhasil, menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya merupakan sebuah tantangan lain bagi Joy.

Setelah kehilangan tangan kirinya, dia masih bisa tersenyum dan selalu berpikir postif, kisahnya memberikan inspirasi bagi sesama.

Artikel Terkait