Advertorial
Intisari-Online.com -Jika merujuk dataglobalfirepower.com pada Januari 2020, kekuatan militer China berada merupakan yang terbesar ketiga di dunia.
Kekuatan mereka 'hanya' kalah oleh dua kekuatan besar yang sudah sejak lama menjadi dua kutub utama militer dunia, Amerika Serikat dan Rusia.
Di darat, mereka memiliki 13 ribu tank, 40 kendaraan lapis baja, 4 ribu artileri otomatis, 6.246 artileri manual, dan 2 ribu proyektor.
Sementara di laut, militer China memiliki 714 kapal, yang terdiri dari 192 kapal patroli, 76 kapal selam, 41 korvet, 33 kapal perusak, 52 fregat, dan 1 kapal induk.
Jika beralih ke udara, China dinaungi oleh 1.222 pesawat tempur, 281 helikopter perang, seribu helikopter, dam 1.564 pesawat pembom.
Sementara dari sisi personel milter, mereka memiliki 2,1 juta personel aktif dan 510 ribu personel cadanga serta 621 juta penduduk yang siap perang jika memang diharuskan.
Terlihat sangat luar biasa bukan? Tapi masih ada yang kurang, yaitu sekelompok pasukan khusus dariAngkatan Bersenjata China (People's Liberation Army atau PLA).
Mereka terhitung baru dalam kancah pasukan elite, tapi ketika harus disandingkan dengan pasukan elite Amerika Serikat, kemampuan mereka bikin ngeri.
Walau sudah diinisiasi sejak 1944, PLA baru mengakui keberadaan pasukan khususnya pada awal dasawarsa 80-an.
Jadi sebagai negara besar yang memiliki kekuatan militer yang juga besar, pembentukan pasukan khusus China termasuk terlambat.
Menurut mereka, baru kali itulah PLA memiliki dan merasakan fungsi pasukan khusus dalam format modern.
Selain PLA, kepolisian negara atau People Armed Police (PAP) juga punya pasukan elit tersendiri.
Meski begitu, kedua satuan elit tak memiliki nama spesial. Special Operation Forces hanya merupakan unit kecil dari PLA dan PAP.
PLA SOF (Special Operation Forces) pertama kali dibentuk di Wilayah Kemiliteran Guangzhou. Berawal dari grup intai, PLA Guangzhou mempertajam jadi unit reaksi cepat modern dengan misi khusus.
Pada awal 80-an, unit ini diperkenalkan ke pimpinan PLA dan segera disetujui, lalu dibentuk di seluruh (tujuh) wilayah kemiliteran China.
Setiap unit atau grup berada langsung di bawah komando markas besar PLA. Jumlah anggota lebih 1.000 personel, setingkat resimen, dan terdiri dari tiga batalion.
Dari setiap batalion, SOF kemudian dipecah jadi tim-tim kecil. Tim khusus inilah yang kemudian akan digerakkan bak anak panah ke medan operasi.
Seperti juga unit kecil elit negeri lain, setiap tim Cina SOF mampu mengoperasikan pesawat intai tanpa awak, andal dalam operasi amfibi, jago demolisi, mahir komputer, dan bisa berbahasa asing.
Jika diperlukan, SOF akan turun dengan berbagai peralatan modern. Di antaranya perangkat militer paling mutakhir seperti TV sumber cahaya rendah (LLLTV), GPS, parasut khusus, dan jika perlu pesawat intai nir-awak (UAV).
Setiap anggota SOF andal menggunakan berbagai senjata dan juga andal dalam penguasaan bela diri tangan kosong setara dengan kemampuan pasukan khusus AS, misalnya Green Beret.
Tak lama setelah China SOF dibentuk, pada 1983 Kementerian Keamanan Publik memberi otoritas kepada PAP membentuk unit sejenis.
Kesatuan ini diberi nama PAP Special Police Group, namun dikenal pula sebagai Unit 722.
Jika misi PLA SOF lebih ditujukan untuk operasi hankam, PAP SOF cenderung difokuskan untuk operasi antiteroris dan penanganan kerusuhan massa.
Selain itu, PAP SOF juga dilatih menangani anti-pembajakan dan penyelamatan sandera. Pihak PAP mengklaim, keandalan pasukan elitnya mirip SWAT dari Kepolisian AS.
(Agustinus Winardi)