Advertorial

Hewan pun Rasakan Dampak Virus Corona, Gajah di Thailand Terancam Kelaparan Gara-gara Kunjungan Turis Menurun, Terpaksa Diberi Pakan Tak Seperti Menu Biasanya

Khaerunisa

Editor

Bukan hanya manusia saja yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Para hewan pun ikut terdampak, terancam kelaparan
Bukan hanya manusia saja yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Para hewan pun ikut terdampak, terancam kelaparan

Intisari-Online.com - Bukan hanya manusia saja yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Para hewan pun ikut terdampak.

Hewan juga terancam kelaparan seperti yang terjadi di Thailand ini.

Gajah di suaka barat Thailand terpaksa diberi makan rumput liar dari pada buah yang biasanya mereka sukai.

Pawang gajah (mahout) di suaka gajah barat Thailand memilih berenang di danau terdekat untuk mengumpulkan rumput liar yang dijadikan sebagai pakan ternak.

Baca Juga: Terpaksa Hanya Masak 3 Bungkus Mie Instan untuk 7 Orang hingga Tunggu Sisa Makan Anak, Begini Cerita Pemulung yang Terkena Dampak Pandemi Corona

Melansir Reuters, Senin (6/4/2020), akibat lockdown secara nasional, mereka tidak memiliki uang dari para wisatawan untuk memberi buah yang disukai gajah.

Di musim biasa, Taweechai Elephant Camp di provinsi barat Kanchanaburi akan menyambut lebih dari 100 wisatawan per hari.

Sebagian besar datang dari Rusia dan negara-negara Eropa.

Setiap wisatawan akan menghabiskan sekitar 30–150 dolar AS, setara dengan Rp 430.000-an–Rp 2,4 juta untuk kegiatan berbeda, seperti menunggang atau memberi makan gajah.

Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu, Kim Jong Un Memiliki Keluarga Harmonis, Ini Dia Salah Satu Sosok Anak Diktator Korea Utara itu

Kini, hanya ada dana yang keluar, tanpa ada pemasukan.

Menurut pemilik suaka tersebut, Dumrong Longsakul, memberi makan 25 gajah, dan membayar mahout dan staf lainnya menghabiskan dana sekitar 30.395 dolar AS atau setara Rp 498 juta setiap bulan.

"Saya tidak pernah merasa tertekan sampai pada titik saya tidak bisa tidur. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan,” kata Dumrong yang kini menjalankan suaka yang dimulai ayahnya, mengutip Reuters.

Baca Juga: Penelitian Baru Mengungkapkan Bahwa AC Dapat Membantu Penyebaran COVID-19 Akibat Aliran Udaranya, Simak Selengkapnya Berikut Ini dan Cara Menyiasatinya

Dumrong mengatakan, dia tidak bisa merumahkan staf dan melepaskan gajah.

Para gajah tersebut tidak akan mampu menjaga diri mereka di alam liar dan mereka membutuhkan mahout untuk merawat mereka.

Suaka tersebut merupakan salah satu dari suaka hewan yang bergantung pada kedatangan wisatawan mancanegara ke Thailand setiap tahunnya.

Secara keseluruhan, terdapat setidaknya 2.000-an gajah yang termasuk dalam industri pariwisata Thailand.

Baca Juga: Dua Hari Berturut-turut, AS Catatkan Rekor Jumlah Kematian dalam Sehari Akibat Virus Corona, Capai Lebih dari 2.000 Jiwa per Hari

Seorang mahout bernama Somkit Methachotikul (29) yang mendapatkan gaji setiap bulannya 228 dolar AS, setara dengan Rp 3,7 juta, mengatakan, dia khawatir akan keadaan keluarganya dan para gajah.

“Gajah sudah dianggap seperti anggota keluarga kami. Jika mereka makan dan tidur dengan baik, itu membuat saya senang,” kata Somkit.

Thailand melaporkan ada 2.220 kasus positif virus corona dan 26 kematian sejak wabah tersebut merebak pada Januari 2020. Pemerintah telah menyatakan keadaan darurat pada Maret 2020.

(TribunTravel.com/ Arif Setyabudi Santoso)

Baca Juga: Stres Kehilangan Pekerjaan karena Krisis Corona, Ayah Muda Ini Dapat Rezeki Nomplok, Menang Lotre Rp47 Miliar!

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gajah Thailand Terancam Kelaparan Akibat Kunjungan Turis Menurun

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait