Para ilmuwan mengatakan bahwa "kecenderungan kematian yang lebih tinggi terkait dengan dosis yang lebih tinggi pada hari ke-6 mengikuti hasil penghentian dini" pemberian dosis yang lebih tinggi kepada pasien.
"Bagi saya, penelitian ini menyampaikan satu informasi yang berguna, yaitu bahwa klorokuin menyebabkan peningkatan abnormalitas pada EKG (elektrokardiografi) yang tergantung pada dosis yang dapat mempengaruhi orang untuk kematian jantung mendadak," Dr. David Juurlink, kepala divisi farmakologi klinis di University of Toronto, Kanada, mengatakan kepada New York Times.
Presiden AS, Donald Trump, sempat mendapat kritik karena menggembar-gemborkan penggunaan obat malaria klorokuin sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR