Advertorial

Jangan Langsung Salahkan Istri, Sebaiknya Suami Diperiksa Lebih Dulu Kalau si Bayi Tidak Kunjung Tiba

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Umumnya masyarakat cenderung menyalahkan pihak wanita bila suatu perkawinan tidak mempunyai anak. Kemungkinan itu ada, tetapi kita tidak boleh berat sebelah.

Baik suami maupun istri harus diperiksa kedua-duanya. Dalam hal ini, pemeriksaan pada pihak pria sebaiknya didahulukan karena relatif lebih sederhana, yakni dengan analisa semen.

Yang dimaksud dengan semen adakah cairan mukoid yang kental keputih-putihan yang dikeluarkan oleh alat kelamin pria.

Semen terdiri dari 2 bagian, yakni spermatozoa (sel kelamin jantan) dan plasma seminal.

Spermatozoa dihasilkan oleh kelenjar kelamin jantan, yakni testis. Testis ini terletak dalam 1 kantung yang disebut scrotum.

Baca juga: Istri Tak Kunjung Hamil? Ini 5 Cara Mudah Untuk Memaksimalkan Jumlah Sperma

Proses pembentukan spermatozoa dalam testis disebut spermatogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh 2 macam hormon, yaitu testosteron, yang dihasilkan oleh testis sendiri dan FSH (Follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise.

Produksi testosteron juga dipengaruhi oleh hormon lain yang juga dihasilkan oleh hipofise, yaitu ICSH (Intestitial Cell Stimulating Hormone). Testosteron selain mempengaruhi proses spermatogenesis, juga mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat sex sekunder pada seorang laki-laki misalnya pertumbuhan massa otot, pertumbuhan rambut dan sebagainya.

Komponen lain dari semen adalah plasma seminal. Plasma seminal merupakan suatu cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kelamin tambahan, seperti prostat, kelenjar Cowperi dan kelenjar-kelenjar lain yang kecil-kecil di sepanjang saluran kelamin.

Bila akan dilakukan analisa semen, maka diminta supaya orang yang akan diperiksa tidak ejakulasi (abstinensia) selama 4 - 7 hari. Semen dapat dikeluarkan dengan 2 jalan, yakni masturbasi (onani) atau dengan cara coitus interuptus.

Baca juga: Inilah 6 Cara Sederhana yang Ampuh untuk Meningkatkan Jumlah Sperma

Kemudian semen dikumpulkan dalam botol penampung yang bersih. Jangan menampung semen dalam kondom, karena kondom mengandung zat spermatisid, yakni zat yang dapat mematikan spermatozoa.

Kemudian semen dibawa ke laboratorium klinik atau laboratorium biologi. Pemeriksaan harus dilakukan dengan segera.

Dalam 20 menit akan terjadi pengenceran spontan yang disebabkan oleh enzym-enzym penghancur protein (proteolitik) yang terdapat dalam semen tersebut. Juga dalam pengiriman harus dijaga agar semen tetap berada dalam keadaan suhu badan.

Normal volume semen pada tiap ejakulasi adalah 2 - 6 milimeter dengan jumlah spermatozoa 100 juta - 200 juta/ml semen.

Pemeriksaan semen meliputi pemeriksaan warna, bau, keasaman, kekentalan, volume semen, jumlah spermatozoa yang motil per-ml semen, bentuk-bentuk spermatozoa dan kecepatan geraknya.

Baca juga: Pria Dengan Jumlah Sperma yang Rendah Meningkatkan Risiko Penyakit

Untuk menghitung spermatozoa per-ml semen, dilakukan dulu pengenceran dengan suatu campuran yang terdiri dari Na-bikarbonat 5%, formalin 1% dan aquadest. Kemudian dihitung jumlah spermatozoa dalam semen yang telah diencerkan tadi.

Hasilnya dikalikan dengan faktor pengenceran. Penghitungan dilakukan dengan suatu alat yang disebut kamar hitung. Alat ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah sel darah per-ml darah.

Selain jumlahnya, perlu juga ditentukan berapa % jumlah spermatozoa yang masih aktif bergerak (motil). Normal 80 - 90% bergerak aktif. Jumlah ini tetap sampai 3 jam. Setelah 6 jam, jumlah yang bergerak mulai berkurang dan dalam 12 jam, semua spermatozoa tak bergerak lagi.

Bila dalam semen tak ditemukan spermatozoa sama sekali, maka keadaan ini disebut azoospermia. Bila ditemukan sedikit, disebut oligospermia. Bila ditemukan banyak, tetapi tidak bergerak, maka disebut nekrospermia.

Baca juga: Catat, Stres Bisa Mempengaruhi Kualitas Sperma dan Keturunannya

Index kesuburan ditentukan oleh jumlah spermatozoa yang motil. Dikenal 4 macam kesuburan (fertilitas):

  • Highly fertile, bila ditemukan spermatozoa yang motil 185 juta atau lebih per-ml semen.
  • Relative fertile, bila ditemukan spermatozoa yang motil 85 -185 juta per-ml semen.
  • Subfertile, bila ditemukan spermatozoa yang motil 20 juta perml semen
  • Sterile, bila tidak ada spermatozoa yang motil dalam semen.
Bila terdapat hal yang ke-4, maka perlu dipikirkan kemungkinan adanya gangguan spermatogenesis. Untuk ini dapat dilakukan biopsi testis.

Bila hasil pemeriksaan biopsi testis menunjukkan bahwa spermatogenesis baik, maka kemungkinan sterilitas disebabkan adanya sumbatan dalam saluran-saluran kelamin. Untuk ini dapat dilakukan pemeriksaan radiologis.

Selain jumlah spermatozoa, perlu juga diperiksa bentuk spermatozoa tersebut. Untukini, dibuat sediaan yang diwarnai diatas kaca objek. Kemudian diperiksa di bawah mikroskop.

Baca juga: Donorkan Spermanya Kepada Pasien yang Jalani Inseminasi Buatan, Dokter Ini Justru Dituntut

Spermatozoa normal terdiri dari bagian-bagian kepala yang lonjong, badan yang pendek dan silindrik serta ekor yang panjang. Ekor berfungsi sebagai alat gerak. Kepala sperma dilindungi oleh semacam tutup yang disebut akrosom.

Dalam keadaan normal, dapat pula ditemukan bentuk-bentuk spermatozoa yang abnormal, tapi hanya 13 - 20%.

Kelainan-kelainan bentuk spermatozoa ada bermacam-macam, misal ukurannya terlalu kecil atau terlalu besar, kelainan bentuk kepala, jumlah ekor ada 2 atau lebih atau jumlah kepala yang ada dua.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan kimia, yaitu untuk menentukan adanya enzym-enzym dalam semen dan zat-zat lainnya.

Juga golongan darah dapat ditentukan dari semen, karena terdapat kesamaan antigen golongan darah dalam darah dan semen.

Baca juga: Ingin Sperma Bergerak Lincah dan Istri Bisa Hamil? Penuhi Diri dengan Vitamin dan Mineral Ini!

Bila dari hasil analisa semen memang diketahui ada gangguan spermatogenesis, maka dapat diusahakan pengobatannya. Pengobatan ini tergantung dari penyebabnya.

Bila ada gangguan hormonal, dapat diberi hormon dari luar, misal testosteron. Bila ada sumbatan pada saluran kelamin, dapat dilakukan koreksi dengan pembedahan.

Salah satu sebab kemandulan juga adalah tidak turunnya testis kedalam scrotum. Keadaan ini disebut Cryptorchismus. Dalam hal ini, testis dapat tetap berada dalam rongga perut atau di jalan antara rongga perut dengan scrotum.

Untuk terjadinya spermatogenesis, diperlukan suhu yang lebih rendah dari pada suhu tubuh. Dalam keadaan cryptorchismus, maka suhu testis adalah sama dengan suhu dalam rongga perut sehingga spermatogenesis tak dapat berlangsung.

Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pemberian hormon atau tindakan pembedahan. Sebaiknya koreksi dilakukan sebelum berumur 10 tahun.

Selain untuk mengetahui fertilitas, analisa semen juga berfungsi dalam bidang kriminologi, misal untuk memeriksa kasus-kasus pemerkosaan.

(Ditulis oleh Bb. Setyohadi. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1979)

Baca juga: Wow, Minum Kopi Hitam Bisa Menyehatkan Sperma!

Artikel Terkait