Advertorial
Intisari-Online.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengumumkan bahwa kita semua wajib memakai masker jika keluar rumah.
Sebelumnya, WHO mengatakan bahwabila masker hanya dipakai oleh orang yang sakit saja, sehingga masyarakat yang sehat diharap tidak memakai masker.
Namun karena kasus virus corona di seluruh dunia terus bertambah banyak dan sudah menembus 1,8 juta kasus, maka WHO mengubah peraturan ini.
Pemerintah Indonesia pun mengikuti saran WHO.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyarankan masyarakat memakai masker.
Tapi karenastok masker danhand sanitizerkian menipis semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia, maka Yuri menyarankan agar masyarakat menggunakan masker berbahan kain.
Meski dibolehkan menggunakan masker, Yuri mengatakan bila penggunaan masker kain hanya boleh dipakai selama 4 jam dalam satu hari.
"Kita gunakan masker kain maksimal 4 jam dalam sehari."
"Kemudian wajib dicuci kembali dengan air sabun," ujar Yuriseperti dilansirdariKompas.com pada Senin (6/4/2020).
Yuri juga meminta masyarakat tak perlu membeli masker medis seperti masker bedah atau masker N95.
Sebab jenis masker tersebut ebih diperuntungkan bagi para tenaga medis yang lebih membutuhkan.
"Oleh karena itu kita cukup menggunakan masker kain yang bisa kita buat sendiri."
"Mari sekali lagi kita semua menggunakan masker, masker untuk semua," lanjut Yuri.
Lalu, mengapa penggunaan masker tak boleh lebih dari 4 jam?
Mengutip dariSerambinews.com, Yuri juga sempat memberi informasi alasan pemakaian masker kain kini dianjurkan pemerintah.
Ia juga mengungkapkan alasan masker tak boleh dipakai lebih dari 4 jam.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan."
"Karena kita tidak pernah tahu, di luar banyak sekali kasus yang berpotensi menularkan ke kita," tegasnya.
Baca Juga: Baru 2 Hari Dilarang, Kini Kemenhub Bolehkan Ojol Bawa Penumpang, Asal...
Lalu, seberapa efektifkah penggunaan masker kain dalam mencegah penularan virus corona?
Dilansir dari Kompas.com, dokter pakar dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, memberikan penjelasan.
Ia mengatakan bahwa masker kain bisa dijadikan opsi untuk mencegah penularan virus corona jika masker bedah langka.
Hal itu dikatakan Erlina saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).
"Kalau masker kain itu menjadi pilihan terakhir bila tidak ada lagi masker lain,"kata Erlina.
Kendati demikian, Erlina mengingatkan pengguna masker kain masih harus menjaga jarak satu hingga dua meter dengan orang lain.
Alasannya, masker kain hanya memiliki kemampuan filtrasi sebesar 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron.
Masker kain, menurut dia, juga tidak mampu menahan partikel aerosol dan airborne.
"Masker kain ini bila dalam keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak sebaik seefektif masker bedah," ujar dia.
Meski begitu, Erlina mengatakan penggunaan masker kain tetap memiliki beberapa keuntungan yakni bisa dipakai secara berulang.
Namun, ia mengingatkan bahwa masker kainharus dicuci dahulu jika akan dipakai kembali.
"Perlu dicuci dicuci dengan deterjen dan bila perlu memakai air panas."
"Karena deterjen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," imbuhnya.
(Cynthia Paramitha Trisnanda)
(Artikel ini sudah tayang di nakita.grid.id dengan judul "Kini Masyarakat Diwajibkan Pakai Masker Nonmedis, Ternyata Masker Kain Berbahaya Kalau Dipakai Lebih dari 4 Jam")