Advertorial
Intisari-Online.com -Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung, kembali mengalami erupsi pada 10 April pukul 21.58 WIB.
Kabar tentang letusan tersebut dipaparkan olehFahrul Roji dalam situs Magma Indonesia Kementerian ESDM.
Dalam laporan yang ditulisnya, Fahrul Roji menulistinggi kolom abu letusan Gunung Anak Krakatau mencapai sekitar 500 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah utara," tulisnya.
Beberapa jam setelah Gunung Anak Krakatau meletus, muncul suara dentuman aneh di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Suara misterius yang muncul pada pukul 01.40 WIB sampai pukul -3.00 WIB tersebut diungkapan oleh warganet yang berasal dari Jakarta, Depok, hingga Bogor.
Sejumlah warganet di akun Twitter BNPB melaporkan mendengar dentuman aneh tersebut.
Mereka menduga suara dentuman yang didenagr berkaitan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Namun, telah dipastikan suara-suara itu bukan berasal dari letusan gunung Anak Krakatau.
Kepala Bidang Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan yang mengkonfirmasi hal ini.
"Suara dentuman yang didengar oleh masyarakat di wilayah Jakarta, Depok, dan Bogor bukan berasal dari aktivitas Gunung Anak Krakatau," ucapnya, dikutip dari Radio Elshinta.
Gunung Anak Krakatau merupakan kaldera atau fitur vulkanik yang terbentuk akibat erupsi besar Gunung Krakatau pada abad ke-19.
Saat Gunung Krakatau meletus pada 1883, letusannya membentuk kaldera bawah laut.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Gunung Anak Krakatau Meletus dan Kini Berada pada Level Waspada, Ini Foto-fotonya
Kelak, kaldera ini membentuk gunung yang muncul hingga permukaan laut.
Artikel ini sudah tayang di Hai.Grid.Id dengan judul "PVMBG: Suara Dentuman di Jabodetabek Bukan Dari Letusan Gunung Anak Krakatau".