Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini secara resmi virus corona telah masuk ke Indonesia dengan jumlah lebih dari 2.000 orang terinfeksi.
Namun, dikhawatirkan bahwa jumlah tersebut bisa terus bertambah.
Oleh karena itu pemerintah mencoba memutus penyebarannya, dengan menganjurkan masyarakat melakukan physical distancing.
Dengan cara ini diyakini bisa memutus rantai penularan dari virus corona.
Menurut data covid-19.co.id, hingga Senin (6/4/20), sebanyak 2.491 orang terkonfirmasi terifeksi virus corona, 209 orang meninggal dan 192 sembuh.
Kondisi ini juga membuat para ahli cemas, akan puncak dari virus corona, karena jumlahnya belum mengalami penurunan.
Mengutip Grid Health seorang ahli Epidemologi dari Universitas Indonesia, Iwan Ariawan saat menjadi narasumber di Kompas TV Minggu (5/4).
Mengatakan bahwa ada kemungkinan puncak dari virus corona akan terjadi pada bulan April ini.
"Pada model kami, jika pemerintah tidak melakuka apa-apa, dalam skenario terburuk kemungkinan kita mencapai puncak pandemi pada bulan April," jelasnya.
Namun pada penelitiannya puncak Covid-19 ini bisa saja bergeser, puncak itu bergeser jika pemerintah melakukan intervensi lebih cepat.
"Kemudian, kalau model itu puncaknya juga bisa bergeser, puncak itu bergeser menjadi lebih baik," ujarnya.
Karena memberikan kesempatan kita untuk bersiap-siap dari hal yang paling mengkhawatirkan pada puncak epidemi ini adalah jumlah pasien Covid-19
"Jumlah pasien yang nanti butuh perawatandi rumah sakit dan perlu perawatan intensif, ini akan membebani fasilitas kesehatan kita," jelasnya.
Sementara Iwan menjelaskan, jika pemerintah bisa menanganinya dengan baik, pandemi ini bisa berakhir oada akhir Mei atau awal Juni.
Tapi dengan catatan intervensinya harus dilakukan dengan intensif dan kita menjaga penyebarannya tidak semakin banyak.
Meski demikian, iwan mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan mudik terlebih dahulu.
Dia juga menyebutkan bahwa waktu paling menghawatirkan dari puncak pandemi ini adalah pada bulan Ramadhan.
"Yang mengkhawatirkan itu pada bulan Ramadhan, ada lebaran di mana kita sering memiliki kebiasaan mudik," ujar Iwan.
"Dengan melakukan mudik, potensi Covid-19 untuk masuk ke kampung itu jadi semakin besar," ungkapnya.
Selain Iwan beberapa pakar lain juga mengungkapkan prediksinya mengenai puncak badai dari wabah virus corona di Indonesia.
Misalnya Badan Intelijen Negara (BIN) mengumumkan bahwa kemungkinan peningkatan paling berar terjadi pada bulan Juli dengan estimasi orang terinfeksi mencapai 106.287 kasus.
Hal itu disebabkan satu hal yang menjadi kendala adalah alat rapid test atau tes cepat yang dimiliki Indonesia masih belum maksimal.