Jika diamati rupanya Kim Jong Un sudah kehabisan uang akibat digunakan untuk membiayai program nuklirnya dan sebenarnya juga tidak memiliki kemampuan secara militer jika harus berperang melawan pasukan AS-Korsel.
BACA JUGA: Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius dan Sering Bikin Gentar Navy Seal AS
Tapi sebelum masalah keuangan Korut itu menjadi badai yang bisa meruntuhkan kekuasaanya, Kim Jong Un secara lihai menawarkan prundingan damai melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) baik dengan Korsel maupun AS.
AS dan Korsel pun bergembira ria atas sikap Kim Jong Un yang berubah total itu karena tujuan AS-Korsel serta negara-negara sekutu lainnya memang berusaha keras mengupayakan penyelesaian masalah nuklir di Korut secara damai.
Presiden Korsel, Moon Jae-in bahkan merasa mendapat ‘durian runtuh’ karena dia sendiri sebenarnya merupakan tokoh yang selama ini memperjuangkan bersatunya Korea kembali.
Maka niat Kim Jong Un yang ingin berdamai langsung ditanggapinya dengan penuh suka cita.
Pada Jumat (27/4/2018) mendatang, Kim Jong Un dan Moon Jae-in, telah dijadwalkan untuk bertemu di kawasan Garis Demarkasi Panmunjeom dan menggelar KTT.
Tujuan utamanya adalah membahas langkah-langkah perdamaian sekaligus merupakan pertemuan paling bersejarah untuk pertama kalinya pasca PD II.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Demi terselenggaranya KTT, kedua belah pihak ternyata tidak menyiapkan pasukannya secara besar-besaran untuk mengawal perundingan damai.
Tapi justru menyiapkan beragam menu makanan khas Korut-Korsel dan Korea yang melambangkan ‘persaudaran dua Korea’.
Kehadiran Kim Jong Un di Garis Demarkasi yang telah memisahkan dua Korea sejak tahun 1953 jelas menunjukkan bahwa pemimpin tertinggi itu merupakan sosok yang sangat ditunggu-tunggu dan masih berada di atas angin.
Source | : | Daily Mail,cnn.com,south china morning post |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR