Advertorial
Intisari-online.com - Virus corona yang kini tengah mewabah di Indonesia membuat banyak orang panik sekaligus khawatir.
Namun di balik semua itu banyak kisah terjadi seputaran kasus virus corona.
Misalnya, banyak warga menolak menerima jenazah virus corona untuk di makamkan di daerahnya.
Lain dengan hal itu ada juga warga yang malah ngotot ingin membawa pulang jenazah pasien PDP Covid-19 untuk memakamkannya sendiri.
Bahkan hal ini sudah kerap terjadi, dan kali ini kasus serupa terulang kembali.
Melansir dari Tribun Mataram, pada Minggu (5/4/20), sebuah video mendadak viral merekam bagaimana keluarga pasien PDP Covid-19 Makassar marah dan mengamuk.
Mereka bersikeras untuk memandikan dan memakamkan jenazah anggota keluarganya itu.
Beruntung aksi nekat tersebut berhasil dicegah oleh pihak berwenang.
Peristiwa itu terjadi di sebuah rumah sakit di Makassarm di Jalan Somba Opu, Kecamatan Ujung Pandang dan kini menjadi viral di medsos.
Dalam video itu puluhan warga mengamuk meminta jenazah pasien PDP Covid-19 untuk dimandikan kemudian dimakamkan sendiri.
Namun, niat itu digagalkan oleh aparat TNI dan Polri yang berjaga di depan pintu masuk rumah sakit.
Mereka terlibat aksi saling dorong, sebagian keluarga pasien nekat mencoba menerobos lewat pintu masuk UGD rumah sakit.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Yudhiawan Wibisono pun membenarkan kejadian itu.
Menurutnya memang keluarga dari pasien itu nekat mengambil jenazah keluarganya dengan cara mengamuk.
Aparat TNI gabungan dengan Polisi dikerahkan untuk mengamankannya, dan berhasil meredam amukan warga tersebut.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 10.00 WITA pada Sabtu (4/4).
Kini pasien sudah dikemumikan di pemakaman umum Kelurahan Macanda Gowa oleh petugas.
"Itu tidak masalah sudah diamankan oleh Polda, dan kami back up, kini sudah aman dan dimakamkan," kata Yudhiawan melalui sambunga telepon.
Sementara pejabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb mengatakan, keluarga sudah menerima kematian pasien PDP Covid-19 itu setelah rumahnya didatangi pemerintah daerah dan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
"Setelah kami konfirmasi, ke keluarganya ternyata mereka sudah paham dan tidak masalah," imbuhnya.
"Memang tadi ada pemahaman yang kurang," ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan, karena hasil swab lab belum keluar, jadi belum diketahui pasti apakah pasien menderita Covid-19 atau tidak.
Namun pemakamannya tetap menggunakan prosedur Covid-19 demi antisipasi.
Terkait dengan lambannya hasil uji laboratorium, Iqbal meminta pada pemerintah pusat untuk memperbanyak laboratorium BBLK Kementerian Kesehatan.
Hal ini sangat penting supaya pihak keluarga yang bersangkutan tidak cemas menunggu hasil, supaya kejadian seperti di rumah sakit itu tidak terulang kembali.