Advertorial

Keteteran dan Tak Sanggup Memakamkan Mayat Korban Virus Corona dengan Cepat, di Negara Ini Keluarga Harus Tinggal Bersama Mayat Tewas Akibat Covid-19 Atau Membakarnya Sendiri

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Beberapa negara di dunia dengan dampak virus corona tinggi tampaknya kewalahan untuk menanganinya.

Misalnya Italia, negara dengan korban terbanyak virus corona di dunia ini mengaku kewalahan untuk mengurus jenazah korban virus corona.

Karena terlalu banyak, mereka tak sanggup melakukan kremasi dalam satu kota hingga mayat-mayat itu terpaksa dilempar ke kota lain dengan bantuan kendaraan militer.

Itu adalah permasalahan di Italia, lain lagi dengan Indonesia.

Baca Juga: Ngotot Mengklaim Negaranya Bebas dari Virus Corona, Ternyata Begini Alasan Korea Utara Menutup-nutupinya Selama Ini, Ilmuwan Sebut Kim Jong-Un Sebenanrnya Sangat Ketakutan

Negara yang memiliki jumlah kematian tak sebanyak Italia maupun China juga kewalahan dalam masalah memakamkan jenazah korban virus corona.

Di Indonesia banyak jenazah ditolak warga setempat untuk dimakamkan.

Selain Italian maupun Indonesia, negara yang tidak masuk dalam daftar negara tertinggi virus corona ini pun juga kewalahan dalam masalah pemakaman.

Negara tersebut adalah Ekuador, negara ini menghadapi masalah yang berbeda lagi.

Baca Juga: Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Dicopot dari Jabatan Gara-gara Gelar Resepsi di Tengah Pandemi, Kompol Fachrul Sudiana Juga Terancam Diperiksa Atas Pelanggaran Aturan Polisi Lainnya

Pejabat setempat keteteran untuk memakamankanya, akhirnya beberapa keluarga terpaksa tinggal dengan mayat hingga membusuk.

Melansir Daily Mirror Jumat (3/4/20), di kota Guayaquil, Ekuador, jenazah terpaksa dibakar sendiri oleh keluarganya di jalanan karena lonjakan kematian terlalu besar di negara itu.

Misalnya keluarga dari Gabriella Orellana ini, mereka hancur setelah pejabat setempat tidak bisa menyedikan peti mati dan pemakaman dengan cepat.

Hasilnya, mereka tinggal bersama mayatnya hingga membusuk.

Dalam sebuah tayangan video yang viral, Gabiella Orellana datang ke rumah sakit untuk mengambil mayat suaminya.

Kemudian, keluarga itu diberi tahu sementara mereka harus tinggal bersama dengan mayat itu selama beberapa hari.

Baca Juga: Viral Potret Mengharukan di Tengah Pandemi Corona, Seorang Kakek Pasrah Hanya Bisa Lihat Cucunya yang Baru Lahir dari Balik Jendela

Mendengar jawaban itu, Gebriella menangis sambil memohon.

"Jangan biarkan dia berbaring di sini," ia memohon dalam rekaman ketika anak-anaknya terlihat berbaring di lantai belakangnya.

Lusinan keluarga di Ekuador mengalami nasib yang sama dan kewalahan untuk menjaga tubuh kerabat mereka yang meninggal akibat Covid-19.

Beberapa sangat putus asa sehingga mereka membakar mayatnya sendiri di jalanan atau membungkusnya dengan plasatik lalu membuangnya di trotoar.

Kamar mayat di rumah sakit Guayaquil memperlihatkan penuh dengan mayat-mayat.

Sementara mereka yang putus asa akan mengambilnya dan membakarnya di jalanan.

Baca Juga: Hadapi Corona: 5 Cara Tetap Bergerak Meski Tidak Berolahraga Saat Social Distancing, Salah Satunya Mainkan Musik

Satu keluarga memutuskan untuk membakarnya sendiri, karena pihak berwenang mengatakan mereka baru bisa mengurusnya beberapa hari lagi.

Mereka yang tidak punya pilihan selain membakarnya sendiri akan membuang mayat di tempat sampah.

Hingga saat ini Ekuador melaporkan 3.163 infeksi dan 120 kematian pada hari Kamis (2/4/20), tetapi jumlah korbannya bisa jauh lebih tinggi.

Negara itu sedang berupaya membangun kamp khusus untuk korban virus corona di Guayaquil di mana ada 80 orang tewas.

Satu unit tentara dan polisi bertugas untuk mengumpulkan korban virus corona sebanyak 150 mayat dalam sehari. Namun naik 30 beberapa hari yang lalu.

Pekan lalu pihak berwenang mengatakan mereka telah memindahkan 100 mayat dari rumah-rumah ke pelabuhan.

Artikel Terkait