Advertorial
Intisari-Online.com—Sering kita bertanya, kapan kebahagiaan sejati datang dalam kehidupan?
Karena kenyataannya banyak hal dalam hidup ini yang sulit untuk dikontrol.
Kita tidak bisa mengontrol cuaca, penyakit, memilih keluarga mana kita dilahirkan, dan kita pun tidak bisa mengontrol usia kita.
Dengan kata lain, kita tidak bisa selalu mendapat apa yang kita inginkan dan harapkan.
Baca juga:Mafia Amerika Tak lagi Menyeramkan, Inilah Lima Gangster Terbesar di Dunia Saat Ini
Tapi apakah kita tidak berhak bahagia? Tentu saja kita harus bahagia!
Selain dari hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sebetulnya banyak hal yang bisa mempengaruhi kebahagiaan kita.
Hanya saja, kita sering melakukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita sendiri kita tidak bahagia.
Kebiasaan apa yang sering tidak kita sadari itu?
Baca juga:Gempar, Anak Bung Karno yang Pernah Jadi Kondektur Bemo dan Jualan Es di Manado
1. Menjalani hidup dengan terlalu banyak drama dan khawatir
Sering merasa takut untuk hal-hal yang belum tentu terjadi merupakan ciri orang yang hidup dalam drama.
Ia sering membayangkan kemungkinan terburuk ketimbang kemungkinan terbaik dalam hidupnya. Padahal hal itu belum tentu terjadi.
Ia takut gagal, takut miskin, takut ditinggalkan, takut ditolak.
Baca juga:Janggal, Satu Liang Makam Prasejarah Misterius Ini Berisi Tiga Tubuh
Imajinasi negatif menguasai hidupnya seperti skenario drama. Siapa yang bisa bahagia jika terus dikuasai kekhawatiran?
Kalau ingin bahagia, segera akhiri drama Anda!
2. Menghakimi diri sendiri dengan kasar
Pernahkah Anda berkata kasar dan memarahi diri Anda sendiri dengan keras?
“Dasar bodoh!” , “Mengapa kau selalu mengatakan hal yang salah?”, “Mengapa kau tidak bisa menurunkan berat badanmu sendiri?”, “dasar payah!”
Mengkritik diri sendiri memang boleh, namun bukan berarti merendahkan diri sendiri.
Jangan terlalu kejam kepada diri sendiri jika Anda ingin bahagia.
Cobalah lebih realistis dalam mengevaluasi diri.
3. Selalu berpikir bahwa diri sendiri selalu sial
Memberi stigma pada diri sendiri seperti, “Ah aku pasti orang bodoh sehingga selalu membuat kesalahan,” atau “aku memang tidak bisa bekerja dengan benar.”
Kalimat-kalimat itu tidak hanya merendahkan konsep diri, namun juga merendahkan harga diri.
Untuk mengakhiri ini, kita harus berani untuk mengevaluasi diri kita dengan bijaksana.
Sekalipun melakukan kesalahan, bukan berarti kita orang paling buruk sedunia.
Berubah dan mencoba untuk menjadi lebih baik adalah jawaban ketimbang memojokkan diri sendiri.
4. Menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang tidak dapat dikontrol
Memang, lebih mudah untuk menyalahkan diri sendiri ketimbang menerima keadaan yang tidak bisa kita kontrol.
Ada kondisi di mana kita terjebak dalam situasi yang terjadi di luar kendali dan di luar tanggung jawab kita.
Jangan menyalahkan diri sendiri dalam situasi itu. Lebih baik menerima kenyataan dengan realistis.
Tidak semua hal buruk dalam hidup kita terjadi karena kesalahan kita.
Apalagi jika yang membuat kenyataan hidup adalah orang lain yang sama sekali tidak bisa kita ubah.
Namun kita bisa mengubah diri dan cara pandang kita.
5. Selalu menyalahkan keadaan dan orang lain
Jangan menyalahkan orang lain ketika situasi yang kita hadapi tidak seperti yang kita harapkan.
Jangan salahkan orang lain yang membuat Anda begitu marah dan emosional.
Karena sebetulnya kita sendiri yang bisa mengendalikan amarah, bukan mereka yang menjadi penyebab.
Jika Anda ingin seseorang mengerti Anda jangan diam, tapi bicarakan baik-baik. (Tika)