Advertorial

Masih Menunda Social Distancing? Gambaran ini Tunjukkan Betapa Mengerikannya Covid-19 yang Tidak Tertangani Dengan Baik, Bisa Membunuh Jutaan Jiwa Hanya Karena Masih Suka Berkumpul-kumpul

May N

Penulis

Bagi Anda yang masih mengabaikan kebijakan social distancing dan masih berkumpul-kumpul, hentikan karena Covid-19 bisa membunuh lebih banyak manusia
Bagi Anda yang masih mengabaikan kebijakan social distancing dan masih berkumpul-kumpul, hentikan karena Covid-19 bisa membunuh lebih banyak manusia

Intisari-online.com -Penelitian di Inggris tunjukkan model yang terjadi jika tidak ada negara yang lakukan pengawasan terkait virus Corona.

Jika dibiarkan saja, virus ini dapat membunuh lebih banyak lagi manusia.

Jumlah umat yang masih bisa sakit pun masih bisa jauh lebih banyak lagi dari sekarang.

Hasil penelitian juga tunjukkan betapa pentingnya aksi social distancing dalam pencegahan penyakit ini.

Baca Juga: Lewati China, Ini Alasan Amerika Serikat Punya Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, 'Trump Sangat Terlambat Menangani Hal Ini'

Sampai saat ini sudah banyak negara lakukan pengawasan ketat terkait wabah Corona di negara mereka masing-masing.

Rupanya, penelitian ini menunjukkan hasil mengerikan jika tidak ada negara yang lakukan pencegahan dan menghadapi virus Corona dengan biasa-biasa saja.

Peneliti di Imperial College London membuat penemuan berdasarkan analisis yang mengestimasi skala potensial dari pandemi ini di seluruh dunia.

Dalam model tersebut, tim temukan jika Covid-19 tidak ditangani, sekitar tujuh miliar orang dapat terinfeksi.

Baca Juga: Selain Terkesan Menutupi Fakta Awal Kemunculan Virus, Kasus COVID-19 Pertama Terkonfirmasi di China pada 17 November, Para Dokter Sempat Kesulitan Karena Terjegal 'Ribetnya' Birokrasi '

Jumlah itu adalah sekitar 90 persen dari populasi global.

Di seluruh dunia tercatat 500 ribu masyarakat global terinfeksi dan lebih dari 23000 jiwa meninggal dunia.

Penelitian ini tidak digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi.

Namun tujuan mereka adalah untuk mengilustrasikan besarnya masalah dan keuntungan aksi cepat tanggap yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Belum Genap 2 Minggu Lalu Jokowi Larang Pemda Lakukan Lockdown, Kini Tegal Jadi yang Pertama Umumkan 'Lockdown Lokal' hingga Akses Masuk Kota Ditutup Beton MBC

Laporan penelitian ini merupakan hasil ke-12 dari tim tersebut sejak merebaknya virus ini di Wuhan, China, Desember 2019 silam.

"Penemuan kami temukan jika semua negara hadapi pilihan antara pencegahan cepat dan intensif serta memaksa, atau sistem kesehatan akan dengan cepat kewalahan" ujar salah satu penulis Dr Patrick Walker, anggota fakultas kesehatan di Imperial.

"Namun, hasil kami yang perlihatkan aksi kolektif dan cepat tanggap tersebut dapat selamatkan jutaan nyawa tahun berikutnya."

Pencegahan serupa dilakukan termasuk lockdown di seluruh dunia termasuk Inggris, beberapa negara bagian Amerika, India, Spanyol, Italia, Perancis dan China.

Baca Juga: Pertemuan Virtual G20 Dilaksanakan Untuk Bahas Virus Corona, Ketegangan Tiba-tiba Meningkat Saat Xi Jinping dan Donald Trump Saling 'Berbincang'

Penelitian menggaris bawahi jika kegagalan upaya mitigasi berupa gagal dalam social distancing dapat berdampak besar dalam hilangnya nyawa manusia.

Peneliti melihat sejumlah skenario, termasuk apa yang terjadi jika dunia tidak bereaksi apa-apa terhadap Covid-19.

Skenario tersebut disebut 'skenario tanpa mitigasi'.

Mereka juga masukkan dua skenario termasuk terapkan social distancing.

Baca Juga: Pecahkan Rekor China dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Negara Sekelas Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Ini ke Korea Selatan

Hasilnya terjadi epidemi dengan puncak kecil, disebut dengan skenario mitigasi.

Masih ada beberapa skenario untuk menekan penyebaran penyakit yang dapat berdampak dalam mengurangi penyebaran penyakit dan jumlah kematian.

Menurut skenario tanpa mitigasi, jika tidak dikawal dengan baik, virus dapat menginfeksi tujuh milyar jiwa manusia dan membunuh 40 juta jiwa tahun ini.

Di Amerika, skenario dengan tanpa pengawasan dapat menyebabkan 218 kematian, dan di Inggris sendiri mencapai 490 ribu kematian.

Baca Juga: Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Jas Hujan sampai Plastik Sampah, Desainer asal Indonesia Ini Buatkan Baju APD Gratis

Tim peneliti menyebut adopsi tes cepat untuk buktikan kondisi kesehatan publik, seperti tes cepat dan kasus isolasi serta social distancing dalam wilayah yang luas dapat mencegah penularan lebih lanjut lagi.

Hal-hal ini penting dalam menurunkan dampak pandemi ini.

Oleh sebab itu bagi Anda yang masih mengabaikan kebijakan social dan physical distancing, mohon untuk mulai lakukan hal ini mulai sekarang.

Mengurangi kontak sosial sebanyak 40 persen, ditambah dengan kurangi kontak sosial di penduduk lansia sebanyak 60 persen dapat mengurangi jumlah penyebaran virus Corona sampai separuhnya.

Baca Juga: Dengan 85.377 Kasus, Amerika Serikat Jadi Negara dengan Kasus Positif Virus Corona Tertinggi di Dunia, Kalahkan China dan Italia!

Jika semua negara terapkan strategi ini maka 95 persen kematian dapat dicegah.

95 persen kematian tersebut dapat selamatkan nyawa 38.7 juta jiwa.

Namun jika dilakukan nanti-nanti, maka tingkat kematian meningkat menjadi 1.6 kematian per 100 ribu populasi per minggu.

Hasilnya, jumlah nyawa yang bisa diselamatkan haya 30.7 juta jiwa.

Baca Juga: Memiliki Suhu Ekstrem dan Menjadi Satu-satunya Daratan Terakhir di Bumi yang Bebas dari Virus Corona, Benarkah Antartika 'Kebal' dari Covid-19?

Artikel Terkait