Pak Harto merasa harus turun langsung memantau program-program pemerintah dilaksanakan.
Dengan melakukan perjalanan rahasia seperti ini, Pak Harto bisa melihat kondisi desa apa adanya dan mendapat masukan langsung dari masyarakat.
Baca juga: Jokowi Hobi Kuliner Mendadak Saat Blusukan, Bagaimana Paspampres Pastikan Keamanan Makanannya?
“Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri dan kering tempe. Benar-benar prihatin saat itu,” tutur Try.
Meski pejalanan itu berusaha ditutup rapat, kedatangan presiden ke suatu desa akhirnya bocor juga hingga sampai ke telinga pejabat setempat.
Para pejabat daerah pun geger hingga memarahi Try Sutrsino karena merasa tidak diberi kesempatan untuk menyambut presiden.
Try tidak bisa berbuat banyak karena perjalanan ini adalah kemauan Pak Harto.
Baca juga: Putri Wapres Try Sutrino Dipinang Mantan Menhan, Rupanya Punya Profesi tak Sembarangan!
Try yang kemudian hari menjadi Wakil Presiden ini pun melihat Pak Harto terlihat begitu menikmati perjalanan keluar masuk desa.
Semua hal yang ditemui di lapangan dicatat sosok yang dikenal dengan senyumnya itu untuk jadi bahan dalam rapat kabinet.
Saking menikmatinya perjalanan itu, Pak Harto tidak protes atau pun marah saat ajudannya salah mengambil jalan hingga akhirnya tersasar.
Baca juga: Bukan Soeharto, Inilah Daftar Presiden Terlama dan Tercepat di Dunia
Padahal, Pak Harto mengetahui betul seluk beluk wilayah itu. Dalam ingatan Try, Pak Harto ketika itu hanya tersenyum.
Perjalanan incognito itu pun berakhir di Istana Cipanas dengan kondisi semua lelah.
Try mengungkapkan, Pak Harto mempersilakan para pembantunya untuk makan terlebih dulu daripada dirinya.
Source | : | Kompas.com,national geographic indonesia |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR