Advertorial

Ketika Pak Harto Melakukan Blusukan secara Rahasia, Banyak yang Tak Tahu bahkan Panglima ABRI Saat Itu

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri soal blusukan Pak Harto yang sangat rahasia itu.
Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri soal blusukan Pak Harto yang sangat rahasia itu.

Intisari-Online.com -Tiap presiden punya cara blusukannya sendiri-sendiri, begitu pula dengan Presiden Ke-2 Soeharto.

Hanya saja, beberapa blusukan yang dilakukan sosok yang kerap disapa Pak Harto itu kerap sangat rahasia.

Saking rahasianya, bahkan Panglima ABRI pun tidak tahu.

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri soal blusukan Pak Harto itu.

Waktu itu tahun 1974 ketika Try Sutrisno masih menjadi ajudan Pak Harto.

Suatu ketika, Pak Harto tiba-tiba memerintahkan Try untuk segera menyiapkan mobil dan pengamanan seperlunya.

Baca juga:Tanda Tangan Pak Harto Dulu Agak Vertikal, Berubah Setelah Menjadi Presiden RI

"Siapkan kendaraan, sangat terbatas. Alat radio dan pengamanan seperlunya saja dan tidak perlu memberitahu siapa pun," perintah Soeharto seperti yang dikenang Try Sutrisno dalam buku Soeharto: The Untold Story.

Perjalanan rahasia itu berlangsung selama dua pekan.

Hanya Try, Dan Paspampres Kolonel Munawar, Komandan Pengawal, satu ajudan, Dokter Mardjono, dan mekanik Pak Biyanto yang mengurus kendaraan yang turut serta dalam perjalanan itu.

Di luar rombongan ini, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.

Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Pada saat itu, Indonesia memasuki tahap Pelita II.

Pak Harto merasa harus turun langsung memantau program-program pemerintah dilaksanakan.

Dengan melakukan perjalanan rahasia seperti ini, Pak Harto bisa melihat kondisi desa apa adanya dan mendapat masukan langsung dari masyarakat.

Baca juga:Jokowi Hobi Kuliner Mendadak Saat Blusukan, Bagaimana Paspampres Pastikan Keamanan Makanannya?

“Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri dan kering tempe. Benar-benar prihatin saat itu,” tutur Try.

Meski pejalanan itu berusaha ditutup rapat, kedatangan presiden ke suatu desa akhirnya bocor juga hingga sampai ke telinga pejabat setempat.

Para pejabat daerah pun geger hingga memarahi Try Sutrsino karena merasa tidak diberi kesempatan untuk menyambut presiden.

Try tidak bisa berbuat banyak karena perjalanan ini adalah kemauan Pak Harto.

Baca juga:Putri Wapres Try Sutrino Dipinang Mantan Menhan, Rupanya Punya Profesi tak Sembarangan!

Try yang kemudian hari menjadi Wakil Presiden ini pun melihat Pak Harto terlihat begitu menikmati perjalanan keluar masuk desa.

Semua hal yang ditemui di lapangan dicatat sosok yang dikenal dengan senyumnya itu untuk jadi bahan dalam rapat kabinet.

Saking menikmatinya perjalanan itu, Pak Harto tidak protes atau pun marah saat ajudannya salah mengambil jalan hingga akhirnya tersasar.

Baca juga:Bukan Soeharto, Inilah Daftar Presiden Terlama dan Tercepat di Dunia

Padahal, Pak Harto mengetahui betul seluk beluk wilayah itu. Dalam ingatan Try, Pak Harto ketika itu hanya tersenyum.

Perjalanan incognito itu pun berakhir di Istana Cipanas dengan kondisi semua lelah.

Try mengungkapkan, Pak Harto mempersilakan para pembantunya untuk makan terlebih dulu daripada dirinya.

Artikel Terkait