Dia memutuskan untuk memulai serangkaian eksperimen eksploitatif.
Baca juga: Inilah 3 Makanan Paling Asam di Dunia, Anda Berani Mencobanya?
Dalam otobiografinya, The Story Of My Life, Sims mengklaim para wanita berteriak-teriak untuk dioperasi olehnya.
Di rumah sakitnya, di pusat lingkungan tempat para budak diperdagangkan, Sims menganggap dirinya sebagai penyembuh budak untuk semua jenis penyakit.
Sementara itu, ia menggunakan 12 wanita kulit hitam sebagai percobaan untuk teknik bedah baru.
Sims dengan bangga menggambarkan eksperimennya: ia memotong Anarcha 13 kali sebelum ia dapat mencapai hasil yang ia tuju.
Lucy, dia mengakui, berada dalam penderitaan 'ekstrem'.
Sims dengan bangga menggambarkan eksperimennya: ia memotong Anarcha 13 kali sebelum ia dapat mencapai hasil yang ia tuju; Lucy, dia mengakui, berada dalam penderitaan 'ekstrem'.
Ini semua terjadi sebelum 1853, ketika ia telah mendapatkan nama untuk dirinya sendiri sebagai 'bapak modern ginekologi' dan pindah ke New York City untuk menjadi seorang dokter selebriti, mengobati bangsawan dan A-listers yang datang dari seluruh dunia.
Popularitasnya mulai dipertanyakan pada 1960-an, tetapi baru setelah jurnal medis Harriet Washington menerbitkan 'Medical Apartheid: The Dark History of Medical Experimentation on Black Americans from Colonial Times', etika Sims benar-benar diteliti.
"Ketika saya mulai sebagai penulis medis, kebanyakan orang tidak tahu apa yang dilakukan Dr James Marion Sims," kata Washington kepada Daily Mail Online.
"Yang mengejutkan saya adalah bahwa catatan sejarah yang saya baca tentang dia telah terdistorsi, menggambarkan dia sebagai 'Bapak Ginekologi'.
Akan Tetapi dalam tulisannya sendiri dia terbuka tentang apa yang dia lakukan.
Maka, dengan menggunakan kata-kata Sims sendiri, Washington mendekonstruksi reputasinya, para wanita yang alat kelaminnya dipotong berulang-ulang selama bertahun-tahun, anak-anak yang tulang tengkoraknya dia 'susun' untuk 'mengobati' penyakit menular, pasien yang ditinggalkannya untuk operasi berulang gagal.
Rencana untuk plakat memperingati para wanita yang disiksa Sim lambat untuk dibuat dan Washington khawatir bahwa simbol seperti Betsey, Lucy dan Anarcha akan terlupakan. (Adrie P. Saputra)
Source | : | Dailymail.co.uk |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR