Advertorial
Intisari-Online.com - Menjadi korban bully pasti meninggalkan luka tersendiri.
Pada orang dewasa saja efeknya bisa mengerikan, apalagi pada anak-anak.
Hal serupa dialami oleh Jackson (7 tahun) yang memiliki kondisi tubuh dengan sindrom Treacher Collins.
Sindrom itu menyebabkan Jackson memiliki wajah yang tidak simetris.
Baca Juga:AS VS Suriah Makin Panas, Inilah 8 Negara Paling Aman untuk Berlindung Jika Perang Dunia III Terjadi
Sindrom ini menyebabkan bentuk telinga, mata, tulang pipi, dan dagu seseorang tidak berbentuk sempurna, tapi kecerdasan intelektual mereka masih normal.
Kalau Anda pernah menonton film Wonder, maka kondisi Jackson mirip dengan Auggie Pullman dalam film tersebut.
Setiap hari, Jackson jadi korban bully di sekolahnya.
Suatu ketika, Jackson pulang sekolah sambil berlinangan air mata dan mengatakan bahwa dia ingin bunuh diri.
"Aku mau mati saja, ayah. Aku malu semua mengejekku monster," katanya sambil terisak pada ayahnya, Dan Bezzant.
Ayah mana yang hatinya tidak hancur mendengar anaknya ingin bunuh diri.
Rupanya, hari itu adalah puncaknya, Jackson dikerumuni banyak kakak kelasnya, dibilang jelek, tidak layak sekolah, dan semua memanggilnya monster.
Untung saja Jackson berhasil diselamatkan oleh gurunya dan diantar pulang ke rumah.
Dan Bezzant kemudian menulis status Facebook yang berisi permohonan pada orangtua di sekolah anaknya untuk mengajari anak mereka sopan santun dan jangan membully anak-anak lain.
Dalam status itu, Dan juga bercerita bahwa beberapa anak melempari Jackson dengan batu seolah-olah jijik dengan keadaannya.
Komentar membanjiri status Dan, semua mengirimkan pesan postif meminta Dan untuk menghibur Jackson.
Sepertinya para orangtua murid tersentuh dengan status Dan, karena beberapa minggu setelah kejadian itu, Jackson mulai diterima di sekolah.
Baca Juga:Tradisi Pati Obong, Saat Para Janda Membakar Diri Untuk Menjaga Kehormatannya
Penindasan dan ejekan yang diterima Jackson berkurang drastis, bahkan semua orang kini mau mengajak Jackson berbicara.
Jackson juga memiliki teman-teman baru di komplek lingkungannya, dua di antara mereka punya kondisi yang sama seperti Jackson.
Tidak hanya itu, Jackson juga menerima banyak surat dan hadiah dari orang-orang yang tidak dikenal.
Mengatakan bahwa Jackson berbeda dan dia spesial.
Jackson tidak lagi dijuluki monster dan kini bisa tersenyum kembali.
Jackson juga sudah tidak ingin mengakhiri hidupnya lagi berkat peran para orangtua murid yang mendidik anak-anaknya agar tidak melecehkan orang lain.
Yuk, mulai ajak anak-anak Anda untuk menerima perbedaan dengan baik!
Baca Juga:Meski Kepala Terpenggal, Pelaku Kejahatan Tereksekusi Mati Tak Langsung Mati dan Masih Sadar