Advertorial
Intisari-Online.com - Hengki Sulaiman (20), pelaku pembunuhan dan perampokan terhadap Tri Widyantoro (44) diketahui memiliki ilmu kebal dan bisa menghilang.
Tersangka menyimpan dua jimat berbentuk keris kecil bewarna hitam dan kuning yang dibalut selembar kain.
Jimat itu ditemukan setelah petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan menembak mati Hengki di tempat pelariannya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Rabu malam (11/4/2018) kemarin.
Polisi ternyata sudah mengetahui bahwa Hengki memiliki kedua ilmu tersebut.
BACA JUGA:(Foto) Kontroversial! Pameran Seram Ini Dituduh Menggunakan Mayat Tahanan Politik Cina
Petugas pun membuat siasat untuk mengantisipasi kabar kepemilikan ilmu kebal dan menghilang itu benar-benar terjadi.
Malam sebelum penangkapan, jajaran Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan lebih dulu melaksanakan shalat tahajud untuk meminta petunjuk agar Hengki bisa tertangkap.
Setelah itu, petugas langsung bergerak ke sebuah rumah setengah jadi di Brebes tempat Hengki bersembunyi.
Benar saja, saat hendak ditangkap, Hengki yang sedang santai di rumah itu langsung berusaha kabur dengan membawa dua jimat yang dia miliki tersebut.
Sayang, kedua jimat Hengki tampaknya tak berfungsi sehingga nyawa pemuda itu pun berakhir di ujung pistol petugas.
"Malam sebelum penangkapan petugas shalat tahajud bersama. Alhamdulilah dapat petunjuk untuk menangkap Hengki."
"Memang benar, pelaku ini punya dua jimat yang diyakininya bisa kebal dan menghilang," kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, saat gelar perkara di ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Jumat (13/4/2018).
Jimat yang diyakini Hengki sebagai ilmu kebal itu berukuran kecil dan berbentuk agak bulat mirip gunungan wayang kulit dengan memiliki gagang.
Sedangkan jimat menghilang yang ia yakini bewarna hitam berbentuk segitiga.
BACA JUGA:Mengerikan, Inilah Hukuman bagi Hakim di Persia Kuno yang Menerima Suap. Indonesia Mau Menirunya?
"Pelaku meyakini kalau jimat itu berfungsi. Tapi alhamdulilah ternyata tidak berfungsi kepada polisi," ujar Kapolda Sumsel.
Hengki sebelumnya tewas setelah satu butir peluru polisi menembus dadanya lantaran mencoba kabur saat akan ditangkap.
Bukan hanya Hengki, rekannya, Poniman (20) telah lebih dulu tewas di pistol petugas saat dilakukan penangkapan.
Komplotan Hengki ini merupakan pelaku atas tindak perampokan dan pembunuhan terhadap Tri Widyantoro, sopir taksi online.
Jasad Tri ditemukan tinggal tulang belulang di sebuah semak-semak di Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Selain Hengki dan Poniman, dua rekannya yang lain ditangkap dalam keadaan hidup.
Mereka adalah BayuIrmansyah (20) dilumpuhkan dengan tembakan sebanyak 10 lubang di kedua kakinya.
Seorang pelaku lagi, yakni Tyas Dryantama (19), yang merupakan mahasiswa Universitas Sriwijaya menyerahkan diri setelah mendapatkan imbauan dari Kapolda Sumsel. (Aji YK Putra)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Tembak Mati Pembunuh Sopir Taksi "Online", Polisi Shalat Tahajud karena Pelaku Punya Jimat")