Intisari-Online.com - Keganasan Gua Djimat sudah terlaporkan melampaui batas negara. Bahkan cerita yang disampaikan sudah hiperbolis. Misalnya laporan A. Loudon yang mengunjungi gua ini pada bulan Juli 1830. Bekas kawah yang besarnya hanya beberapa puluh meter itu dikatakannya sebesar setengah mil atau sekitar 800 meter.
Lebih hebat lagi adalah berita dari majalah Jerman, das Ausland, yang pada tahun 1837 menulis bahwa Gua Djimat berukuran ... 20 mil Inggris. Dikatakan pula bahwa "lembah" itu sangat datar, penuh ditaburi oleh rangka manusia, harimau, binatang buas lainnya, serta bermacam-macam burung. De Javasche Courant tanggal 30 September 1830 memuat laporan seseorang yang merahasiakan namanya bahwa ia melihat harimau, rusa, babi hutan, merak, dan manusia serta beberapa ekor anjingnya yang terkena gas pula.
Junghuhn mengejek segala berita sensasi itu, serta menulis bahwa ia telah mengunjungi Gua Djimat sebanyak 13 kali. Hanya 4 kali ia melihat gas asam arang. Selama itu ia hanya melihat enam bangkai babi hutan serta satu jenazah manusia. Ketinggian maksimum dari lapisan gas beracun ditaksirnya kira-kira 75 cm.
Sebetulnya, pada tahun 1907 telah diumumkan oleh E. Jacobson dan J.F. Niermeyer bahwa lapisan gas itu pernah diukur mencapai ketinggian 2 m di pagi hari. Segera menipis kalau matahari sudah bersinar. Selanjutnya, pada tahun 1927, katanya lapisan gas beracun pernah mencapai ketinggian 3 m.
Di kalangan penduduk sendiri Gua Djimat dipandang sebagai tempat pembuangan senjata beracun dari Pandawa dan Kurawa. Ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa Dieng adalah tempat tinggal tokoh pewayangan seperti Pandawa, Kurawa, Kresna, dll. Ada pula yang percaya bahwa tempat ini merupakan gudang senjata dari Prabu Baladewa.
Dari mana asal nama Djimat? Konon di situ Kresna telah merampas jimat milik Aswatama sehingga Arjuna berhasil mengalahkan Aswatama. Namun jimat itu begitu mengerikan sehingga terpaksa dikubur di dalam tanah. Karena sering menuntut korban, gua itu diberi nama Gua Djimat.
Cerita mistis lain berasal dari seorang dukun sunat. Suatu ketika ia dijemput seseorang untuk menyunat anak-anak di Gua Djimat. Ia merasa aneh sebab setahunya tidak ada orang yang tinggal di gua itu. Bahkan sudah dikenal sebagai tempat mematikan. Tetapi oleh tamunya dukun itu dibujuk dengan janji akan dijemput. Ia juga diwanti-wanti untuk tidak menoleh ke kanan dan ke kiri selama tujuh langkah saat memasuki Gua Djimat tersebut.
Setelah kata sepakat, dukun itu mematuhi aturan dan ia melihat penjemputnya membuka pintu dari batu dan ia masuk ke sebuah ruangan yang besar dengan suasana pesta. Setelah melaksanakan tugasnya, ia pun diwanti-wanti untuk tidak menoleh setelah keluar dari pintu. Karena penasaran, setelah tujuh langkah ia menoleh dan yang dilihat adalah Gua Djimat sebagaimana keadaan sehari-hari.
Kebenaran cerita itu tentu terserah kepada pembaca. (Intisari)
*) Saya mencoba mencari keterangan soal Gua Djimat ini dengan bantuan Google namun masih minim sekali. Salah satu tautan yang menyinggung gua ini adalah di sini.