Berlainan dengan raja-raja Inggeris dari wangsa Hannover, Tudor dan sebagainya yang selalu cekcok dengan anak-anaknya, maka sejak George V keluarga kerajaan Inggeris saling hormat menghormati.
Elizabeth mengalami masa kanak-kanak yang sangat bahagia dengan orangtua yang rukun. la tentu ingin anak-anaknya merasakan hal yang sama dengan dia.
Philip yang berasal dari keluarga yang terpecah tentu tidak ingin kalau anak-anaknya mengalami hal yang sama seperti dia dan berusaha memberikan rasa aman yang tidak ia dapatkan semasa kanak-kanak.
Pangeran Charles yang sudah dinobatkan sebagai Prince of Wales tahun 1968, mendapat pendidikan yang baik sampai sekolah tinggi dan padanya diberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan bakatnya dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menarik perhatiannya.
Berlainan benar nasibnya dengan putera sulung ratu Victoria, yang secara sistimatis dihalangi dari kesempatan untuk membuat dirinya berguna selama masa pemerintahannya yang panjang.
Ratu Elizabeth mungkin akan memerintah seumur hidup, tapi mungkin pula akan mengundurkan diri untuk digantikan oleh puteranya seperti ratu Wilhelmina dari Negeri Belanda.
Tapi betapapun juga ia tidak akan mengalang-alangi gaya Prince of Wales. Sebaliknya ia akan memberi sokongan semangat. Untuk hal itu bukan hanya Charles yang harus berterima kasih, tapi juga rakyat Inggeris.
Monarki Inggeris mungkin tidak pernah sekuat sekarang, padahal kita kini hidup dialam republik. Tapi orang-orang yang mengatakan bahwa kepala negara Inggeris tidak boleh dikritik adalah orang-orang yang ketinggalan jaman 300 tahun.
Ratu mesti melihat dunia apa adanya dan menunjukkan dirinya pada dunia seperti apa adanya. Tapi kiranya dengan tindakan-tindakannya sekarang Elizabeth tidak perlu takut.
Elizabeth dan Philip berniat membuat perayaan pernikahan perak mereka segembira mungkin. Semua foto-foto resmi yang dibuat sampai saat ini menunjukkan bahwa mereka pasangan yang bahagia dan sederhana dan yang memelihara dengan tekun kehidupan mereka yang riang. (AFP & FWF)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR