Advertorial
Intisari-online.com -Virus Corona masih hantui seluruh negara dengan jumlah korban jiwa capai 1115 di seluruh dunia pada Rabu (12/2/2020).
Virus Corona, yang sekarang telah dinamai Covid-19, telah membunuh 97 korban jiwa pada Selasa kemarin.
Selain itu ada 2015 kasus yang baru terkonfirmasi pada Selasa.
744 pasien yang telah sembuh telah dipulangkan, sehingga jumlah pasien sembuh menjadi 4740.
Baca Juga: Bukan Karena Biji Cabai, Ini Gejala Usus Buntu dan Penyebabnya yang Tetap Harus Diwaspadai
Dilansir dari South China Morning Post, sekelompok ilmuwan telah berkumpul untuk mengubah cara pelaporan kasus baru virus Corona.
Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi penundaan yang terjadi pada indikasi pertama serangan virus Corona di provinsi Hubei dan rilisnya kritik informasi hoax yang belakangan muncul.
Sementara itu, berita dari media Inggris Express beritakan jika ada penutupan jumlah korban jiwa virus Corona.
Pada sebuah acara berita di channel NTD Television pada 4/2/2020, penyiar China mendedikasikan untuk tunjukkan informasi yang tidak disensor.
Siaran tersebut tunjukkan investigator yang membicarakan kenyataan mengenai virus Corona.
Investigator tersebut mengusut hal tersebut dari seorang saksi, seorang pimpinan rumah duka terbesar di China.
Pembicaraan tersebut tunjukkan jika jumlah update korban jiwa yang muncul dari pemerintah ternyata masih kurang tepat.
Pasalnya, salah seorang petugas sebut jika setiap harinya jumlah jenazah yang dibakar tidak sesuai dengan gambaran jumlah kisaran yang diberitakan pemerintah.
Rupanya, rumah duka tersebut mengkremasi jenazah 5 kali dari jumlah kremasi jenazah normal.
Investigator NTD tanyakan mengenai beban kerja saat ini.
"Bagaimana perasaanmu, apakah masih bisa dilakukan?"
Jawab petugas rumah duka adalah: "Kami bekerja di bawah tekanan.
"Sejujurnya, aku hampir pingsan.
"Fokus saat ini adalah di rumah sakit.
"Kami telah dilupakan, dan kami mengambil serta mengkremasi jenazah 4 hingga 5 kali jumlah jenazah pada saat biasa.
"Itu kami lakukan setiap hari."
Baca Juga: Termasuk Napas Berbau Buah, Jangan Pernah Abaikan Jenis Bau Badan Berikut!
Laporan resmi dari situs statistik dunia Worldometer, berdasarkan data pemerintah China, sebutkan ada 43.143 kasus virus Corona, dengan kasus terbanyak ada di China.
Dengan ini, jumlah yang dilaporkan bisa saja kontradiksi dengan klaim oleh pekerja rumah duka.
Pekerja tersebut juga katakan: "staff kami belum istirahat sejak Festival Musim Semi, sampai sekarang.
"Kami tidak punya cukup tenaga."
Selanjutnya ia jelaskan tugas harian dan kondisi mencurigakan terkait penyebab kematian jenazah yang dikremasi.
Ia dan rekannya katakan: "aku menerima total 127 mayat kemarin, dan kami kremasi 116.
"Jumlah yang terkonfirmasi pneumonia adalah delapan.
"Dari 127 itu, 8 meninggal karena pneumonia.
Baca Juga: Masker Garam dan Lemon, Cara Ampuh Hilangkan Jerawat di Wajah, Begini Cara Membuatnya!
"Tambahan lagi, ada 48 kasus terduga pneumonia, seperti ditulis di sertifikat kematian.
"Aku punya sertifikat kematian semua mayat yang kami terima."
Ketakutan mengenai virus corona telah diperkuat dengan kurangnya informasi dari China dan kurangnya pemahaman tentang virus secara keseluruhan.
Walaupun virus telah ditahan di China sebagian besar, setidaknya 3 orang di luar batas China telah meninggal.
Senin, 10/2/2020, Ketua Petugas Medis di Inggris peringatkan jika virus tersebut menjadi ancaman serius di Inggris.
Hal ini muncul setelah pengumuman jumlah infeksi yang terkonfirmasi di Inggris meningkat 2 kali lipat dan ada empat orang baru yang didiagnosa.