Advertorial
Intisari-Online.com – Banyak cara menuju Roma. Sepertinya pepatah itu diterapkan benar oleh seorang petani di Provinsi Jianxi, China.
Tidak mau rumahnya dihancurkan oleh pemerintah, ia menggeser rumah yang bertingkat tiga itu sejauh 40 meter. Untuk itu, ia menggunakan sebuah sistem sedemikian rupa menggunakan kayu dan derek, serta puluhan orang untuk membantunya.
Menurut sebuah laporan, Gao Yiping selesai membangun rumah di Zhouxi Town itu pada 2014. Ia dan keluarganya baru saja menempati rumah itu setahun ketika datang kabar tidak sedap.
Pemerintah setempat memberitahunya bahwa rumahnya berdiri tepat di tengah jalan baru yang akan dibuat di kawasan itu. Karena itu, pemerintah akan menghancurkan rumah bertingkat tiga milik sang petani.
(Baca juga:Sekian Lama Berdiri Gagah di Tengah Jalan Tol, Rumah Mewah Milik Juragan Warteg Itu Akhirnya Dibongkar Juga)
Pemerintah memang menawarkan sejumlah uang sebagai ganti rugi. Hanya saja, Gao sudah bertahun-tahun membangun rumah impiannya dan telah menghabiskan dana sekitar 1 juta yuan atau Rp2 miliar.
Gao tidak mau melihat rumah impiannya yang dibangun dengan susah payah itu dihancurkan begitu saja. Jadi, pada 2017 petani itu mulai mencari sebuah alternatif lain.
Setelah mendengar kesulitannya, seorang teman Gao menyarankan agar ia menghubungi sebuah perusahaan di Yancheng, Provinsi Jiangsu. Perusahaan itu punya spesialisasi memindahkan rumah dengan jarak pendek.
Gao tidak punya pilihan lain: rumah barunya dihancurkan dan bangun rumah baru di lain tempat. Itu sebabnya, Gao menghubungi perusahan itu sebagai harapan terbaiknya.
Gao berharap dapat ganti rugi dari pemerintah lebih dari 400 ribu yuan atau Rp800 juta untuk merelokasi rumahnya.
Ia memutuskan untuk memberikan semua uang tersebut kepada perusahaan yang akan memindahkan rumahnya. Bila itu berarti ia bisa terhindar dari menghancurkan rumah dan membangun rumah baru.
Untungnya, perusahaan itu mengatakan bisa memindahkan rumah bertingkat tiga milik Gao. Bahkan biaya pemindahan rumah itu lebih rendah dari yang disangka oleh sang petani.
(Baca juga:Rumah Unik yang Berada di Tengah Jalan Itu Akhirnya Dirobohkan Setelah 14 Tahun Berdiri Tegak
“Semuanya sudah dipertimbangkan, meskipun aku harus menghabiskan 400 ribu yuan untuk memindahkannya, aku tetap merasa itu setimpal, bila hanya memikirkan menghemat waktu daripada membangun sebuah rumah baru,” kata Gao Yiping, seperti dilansir dari situs Odditycentral.
Dan akhirnya, pada September 2017, petani itu menyewa satu tim pekerja profesional. Pada dasarnya, para pekerja itu melepas pondasi rumah, sambil menyiapkan tanah di sekitarnya untuk operasi pemindahan rumah yang rumit.
Setelah semuanya siap, waktunya bagi perusahaan pemindahan bangunan yang profesional itu mendapatkan hasilnya.
Memindahkan rumah sejauh 40 meter terdengar mudah. Namun, mengingat rumah Gao yang bertingkat tiga dengan berat 1.000 ton, jarak 40 meter itu tidaklah mudah atau cepat.
Menurut laporan media Back China, seluruh proses memindahkan rumah itu memakan waktu 1,5 bulan dan menghabiskan sekitar 1.000 potongan kayu.
Akhirnya, rumah Gao Yiping berhasil dipindahkan. Petani itu membayar kepada perusahan pemindah rumah sebesar 220 ribu yuan atau Rp440 juta.
Ia juga harus mengeluarkan dana sebesar 110 ribu yuan atau Rp220 juta untuk menyambung kembali pondasi rumah dan perbaikan lantainya.
Total dana yang Gao keluarkan adalah 330 ribu yuan atu Rp660 juta, lebih rendah dari yang diperhitungkan sebelumnya. Serta, lebih murah daripada membangun rumah baru.
(Baca juga:Stasiun Luar Angkasa China Akhirnya Telah Jatuh ke Bumi)
Sementara petani ini menerima kompensasi dari pemerintah sebesar 680 ribu yuan atau Rp1,36 miliar.
Kesimpulannya, Gao Yiping tidak hanya berhasil mempertahankan rumah impiannya. Ia juga mendapat keuntungan yang lumayan dari sisa uang kompensasi, sebesar Rp700 juta.
Hanya saja, kesuksesan operasi memindahkan rumah, mendapat banyak tanggapan skeptis apakah rumah itu tetap aman untuk dihuni.
Diklaim, perpindahan itu bisa memperlemah struktur bangunan dan menyebabkan dinding rumah retak-retak, karena tidak terikat dengan pondasi aslinya.
Meskipun begitu, Gao mengklaim bahwa ia dan istrinya sudah 3 bulan tinggal di dalamnya. Sejauh itu tidak ada retakan pada dinding rumahnya.
Lebih jauh lagi, ia membangun pondasi rumah yang lebih baik dari sebelumnya. Ia yakin bahwa rumahnya bahkan jadi lebih kokoh sekarang ini.
Petani itu mengatakan, ia merekomendasi proses pemindahan rumah daripada dihancurkan pada setiap orang. Hal itu menghemat uang, waktu, dan tenaga, serta mengurangi polusi lingkungan.
Cerita kesuksesan Gao menginspirasi seorang tetanganya, yang membangun rumah pada 2016, dan juga harus dipindahkan karena proyek pembangunan jalan baru.
Sang tetangga memindahkan rumahnya sejauh 120 meter. Biaya pemindahan rumah lebih murah dibandingkan menghancurkan dan membangun kembali di tempat lain.
(Baca juga:Meski Terkesan Kejam, Nama Adolf Hitler Ternyata Pasaran dan Sering Digunakan Keluarga Petani Kecil)