Advertorial
Intisari-Online.com- Selama abad ke-19 di Amerika Utara, terjadi peningkatan permintaan akan daging dan bulu hewan untuk industri fashion.
Dengan peluang pasar seperti itu, para pemburu berinovasi dengan melengkapi diri dengan senjata yang lebih besar.
Pemburu juga tidak menghiraukan aspek moral dalam menangkap binatang dalam skala besar.
Mereka seringkali hanya memperhatikan aspek komersial dan keuntungan semata.
Baca Juga:(FOTO) Langka! 7 Foto Bersejarah Ini Memiliki Makna Tersendiri Dalam Setiap Momennya
Baca Juga:(Foto) Ketika Kecil 13 Bocah Ini Begitu Lucu, Saat Besar Menjadi 'Monster' Paling Jahat di Dunia
Para pemburu biasanya bekerja sebagai tim yang terdiri antara 8 hingga 10 orang.
Mereka kemudian akan menembakkan senapan gabungan pada saat yang sama untuk memaksimalkan jumlah unggas yang akan didapat.
Dilansir dari The Vintage News, Ray Todd, seorang pemburu bersama dengan tiga kawannya mengklaim menggunakan Punt Gun dan berhasil membunuh 419 bebek dalam satu malam sekali tembakan.
Mereka melakukan tiga kali tembakan dan alhasil membunuh lebih dari 1.000 ekor bebek.
Berburu dengan punt gun bukan hal yang mudah, ia memerlukan kehati-hatian ekstra, manuver terampil, dan kesabaran.
Para pemburu biasanya bergerak ke arah unggas secara diam-diam agar tak mengejutkan mangsa.
Baca Juga:Beginilah Potret Memprihatinkan Desa Miskin di Dunia yang Bahkan Toilet Saja Langka
Senapan ini dapat menembakkan tembakan dengan berat peluru 0,45 kg melalui lubang sebesar 2 inci, dan dapat membunuh setidaknya 90 unggas sekali tembak.
Senapan ini biasanya digunakan dengan memasangnya pada perahu untuk efektifitas.
Dengan adanya Punt Gun, jelas saja populasi unggas di AS menurun drastis.
Sehingga pemerintah Amerika Serikat kemudian melarang praktik itu pada 1860-an.
Menyusul larangan itu, bermunculan undang-undang yang melarang perburuan unggas yang terancam punah.
Praktik perburuan unggas ini menjadi dilarang karena sejumlah undang-undang federal pada tahun 1918.
Baca Juga:Tubuh yang Membusuk dari Dalam, Inilah 5 Konsekuensi Mengerikan Penggunaan Radium Abad ke-20