Advertorial

Selain Soleimani, Diam-diam Militer Amerika juga mentargetkan Komandan Tingkat Tinggi Kepercayaan Soleimani Ini untuk Dibunuh: Sudah Dalam Daftar Penargetan yang Disetujui

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Pemimpin tertinggi negara itu Ali Khamenei menyulut kekhawatiran perang setelah dia berjanji akan membalas dendam.
Pemimpin tertinggi negara itu Ali Khamenei menyulut kekhawatiran perang setelah dia berjanji akan membalas dendam.

Intisari-Online.com - Beberapa pihak mengatakan bahwa militer AS berusaha membunuh komandan senior Iran lainnya pada hari yang sama ketika mereka membunuh Qassem Soleimani.

Dilansir dari Metro.co.uk, Sabtu (11/1/2020), seerangan udara militer oleh pasukan operasi khusus menargetkan Abdul Reza Shahlai.

Dia merupakan komandan tingkat tinggi di Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.

Namun Washington Post mengabarkan bahwa misi itu tidak berhasil.

Baca Juga: Anaknya Divonis Hukuman Mati, Ternyata Ayah Reynhard Sinaga Juga Pernah Jadi Buronan di Indonesia, Ini Kasus yang Menjeratnya

Para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa kedua pria itu berada dalam daftar penargetan militer yang disetujui.

Itu menunjukkan upaya yang disengaja untuk menjatuhkan kepemimpinan pasukan Quds Iran.

Tidak diketahui bagaimana misi di Yaman gagal.

Shahlai, dikatakan sebagai orang kepercayaan dekat Soleimani.

Baca Juga: Kini Ingin Hengkang dari Istana, Dulu Kelahiran Pangeran Harry Sempat Picu Konflik antara Putri Diana dan Pangeran Charles Hanya Karena Alasan Sepele Ini

Dia merupakan komandan operasional yang bertanggung jawab atas para komandan di negara-negara utama termasuk Irak, Suriah, Yaman dan Libanon.

Kegiatannya termasuk menyediakan senjata dan bahan peledak untuk kelompok-kelompok milisi Syiah.

Dia juga yang mengarahkan sebuah rencana untuk membunuh duta besar Saudi di Washington, DC pada tahun 2011.

Bulan lalu, Program Hadiah untuk Keadilan Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah sebesar Rp 206 miliar bagi siapa pun yang memiliki info mengenai Shahlai.

Baca Juga: Sering Dengar Kebisingan Aneh di Balik Dinding, Pria Ini Nekat Membongkarnya dan Mendapati Inilah yang Ditemukannya Kemudian

Mereka menggambarkan bahwa Shahlai memiliki 'sejarah panjang keterlibatan dalam serangan yang menargetkan AS dan sekutu kita'.

Pentagon menolak untuk membahas operasi sangat rahasia.

Navy Cdr. Rebecca Rebarich, seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada Washington Post:

"Kami telah melihat laporan serangan udara 2 Januari di Yaman, yang telah lama dipahami sebagai ruang yang aman bagi teroris dan musuh lainnya ke Amerika Serikat.

Baca Juga: 5 Bulan Setelah Kematian 'Misterius' Bocah yang Tertabrak Kereta, Ditemukan Sebuah Kertas yang Bertuliskan Hal Ini, Petunjuk Baru?

"Departemen Pertahanan tidak membahas dugaan operasi di kawasan itu."

Ketegangan melambung setelah Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak yang telah diperintahkan oleh Donald Trump pada 3 Januari.

Departemen Pertahanan AS mengatakan mereka menargetkan Soleimani karena dia 'secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat Amerika dan anggota layanan di Irak dan di seluruh wilayah.'

Dia juga menuduh Soleimani menyetujui serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Namun, pemimpin tertinggi negara itu Ali Khamenei menyulut kekhawatiran perang setelah dia berjanji akan membalas dendam.

Baca Juga: Bercerai 2 Kali hingga Ditipu Mantan Suami Rp2 Triliun, Beginilah Nasib Tak Terduga Cucu Soeharto Saat Ini

Pada 8 Januari, Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik di dua pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika dan pasukan koalisi.

Dalam sebuah pernyataan militer pada hari Sabtu, Iran mengaku menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina, menewaskan 176 orang di dalamnya.

Baca Juga: Jaga Keperawanannya Hingga Usia 56 Tahun, Nenek Ini Akhirnya Menikah Untuk Pertama Kalinya, Kisahnya Mengharukan

Artikel Terkait