Advertorial
Intisari-online.com - Kematian, Jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani menyisakan kemarahan mendalam pemerintah Iran.
Soleimani sendiri terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak milik AS yang menyerang pasukan Iran di Bagdad atas perintah Presiden Donald Trump.
Hal itu memicu kekhawatiran besar akan terjadi Perang Dunia III.
Menurut Daily Express sejauh ini, Iran telah mengibarkan bendera merah sebagai bentuk respon kemarahan dan sebagai bentu belasungkawa atas kematian Soleimani.
Sementara, imam besar Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan AS akan pembalasan dendam yang berat.
Sedangkan, Menteri Luar Negeri Iran Javed Zarif juga merespons peristiwa ini dengan unggahan di Twitter yang berbunyi.
"Tindakan terorisme internasional AS, yang menargetkan dan membunuh Jenderal Soleimani (pasukan paling mengesankan dalam memerangi Daesh (ISIS), Al Nusrah, Al Qaeda), adalah tindakan paling berbahaya dan eskalasi yang bodoh," tulisnya.
Iran juga belum melakukan serangan berbahaya ke AS hingga saat ini, selebihnya mereka hanya melakukan serangan langsung ke AS melalui sabotase dunia maya alias hacker.
Namun, mantan Anggota parlemen AS, George Galloway menyarankan bahwa target berikutnya Iran atas pembalasan Soleimani adalah beberapa negara Asia ini.
Seperti diketahui AS memiliki banyak sekutu di Asia, dan beberapa di antaranya memiliki pangkalam militer AS.
Kemungkinan besar negara yang akan menjadi sasaran penyerangan Iran adalah Arab Saudi, dan Bahrain.
"Dan saya tahu benar demografi dan topografi Timur Tengah," kata Galloway.
"Saya yakin bahwa serangan Iran dalam menanggapi pembunuhan Jenderal Soleimani akan segera terjadi di Bahrain di mana lingkungan yang sangat kaya target," tambahnya.
"Jadi, jika Anda menyerang Bahrain, Anda juga menyerang Arab Saudi," tambahnya.
Baca Juga: Makan Satu Buah Pisang Setiap Hari? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Anda
Seperti dicatat Galloway bahwa Bahwa Bahrain tidak hanya memiliki armada ke-7 AS tetapi juga pangkalan laut Inggris yang baru.
Pada April 2018, Inggris membuka pangkalan militer permanen di Mina Salman.
Setahun kemudian, Montrose HMS tiba di negara itu untuk lebih meningkatkan kehadiran Inggris di wilayah tersebut.
Jadi serangan terhadap negara seperti itu bisa dilihat sebagai tindakan agresi oleh Inggris dan Amerika Serikat.
Serangan dramatis pekan lalu telah meningkatkan ketegangan antara AS dan Iran ke tingkat yang hampir tidak pernah terlihat sebelumnya.
Soleimani sendiri digambarkan oleh AS sebagi teroris oleh pentagon dan Donald Trump.
AS mengatakan serangan itu benar-benar dapat dibenarkan, mengklaim Soleimani merencanakan serangan terhadap diplomat AS.
Serta memberi label bahwa dia bertanggung jawab atas kematian ratusan tentara AS selama perang Irak.
Sementara Esmail Qaani yang menggantikan Soleimani sebagai kepala pasukan elit Quds telah bersumpah untuk membalas AS di wilayah tersebut.
"Kami berjanji untuk melanjutkan martir Soleimani dengan kekuatan yang sama dan satu-satunya kompensasi bagi kami adalah memindahkan Amerika dari wilayah itu," katanya.