Advertorial
Intisari-Online.com – Masih ingat kasus kopi sianida?
Pada 6 Januari 2016, seorang wanita bernama Wayan Mirna Salihinmeninggal dunia setelah meminum kopi vietnam yang telah dipesan temannya, Jessica Kumala Wongso, di Kafe Oliver, Jakarta.
Setelah hasil pemeriksaan, polisi mengatakan Wayan Mirna Salihinmeninggal dunia karena sianida yang terkandung dalam kopi yang diminumnya.
Oleh karenanya kasus ini disebut kasus kopi sianida.
Baca Juga: Ahli: Orgasme Bisa Memperpanjang Usia dan Buat Lebih Sehat, Ini Alasannya!
Siapapelakunya?
Disebutkan bahwa Mirna datang ke kafe Oliver bersama dengan dua temannya, yakniJessica Kumala Wongso dan Hani.
Namun pihak kepolisian kesulitan menentukan tersangka dalam kasus ini.
Padahal Jessica, Hani, dan seluruh pegawai di kafe Oliver telah diperiksa sebagai saksi.
Hanya saja, publik yang menduga bahwa tersangka pembunuh Mirna adalah Jessica.
Tak terima disebut tersangka dan namanya dicemarkan, Jessica sempat menjumpai awak media untuk memberikan klarifikasi.
Jessica terlihat sangat santai di depan kamera dan banyak orang.
Namun siapa sangka, seorang pakar ekspresi berpendapat lain?
Nunki Suwardi seorang pakar ekspresi menyebutkan banyak kejanggalan pada ekspresi Jessica.
Hal tersebut diungkapkan Nunki dalam tayangan Fokus Selebriti, yang diunggah di kanal Youtube pada 28 Januari 2016.
"Ada beberapa hal yang saya catat ya dari perilakunya Jessica, di mana setiap kali Jessica berbicara mengenai kasus ini, ada respon yang disebut dengan kompresi bibir atau lip compression."
"Bibirnya itu dikulum masuk ya atau ditarik sehingga membentuk segi lurus," ungkap Nunki.
Lebih lanjut, Nunki menjelaskan bahwa lip compression merupakan ekspresi seseorang ketika menyimpan sebuah rahasia.
"Seseorang yang menunjukkan lip compression itu berarti ada sesuatu yang dia tidak ingin cerita kepada publik.”
"Ada sesuatu yang tidak ingin dishare tentunya.”
“Nah apa ini, apa yang dirahasiakan oleh Jessica, apa yang diketahui oleh Jessica, sehingga Jessica tidak nyaman untuk bercerita kepada publik," terang Nunki.
Nunki juga menyebutkan bahwa Jessica kerap memasang ekspresi lip compression.
"Respon ini banyak sekali pada hampir setiap respon wawancara ya."
"Dari wajahnya ini tidak ada rasa marah ketika dituduh sebagai seseorang yang terlibat dalam kasus pembunuhannya saudari Mirna," terang Nunki.
Baca Juga: Terlahir dengan Wajah Tak Bisa, Bayi Laki-laki Ini Bikin Geger Satu Ruang Operasi
Bahkan Nunki menyebutkan bahwa ekspresi Jessica yang tak cemas sama sekali merupakan suatu hal yang janggal.
"Kalau memang dia merasa tidak terima sebagai seorang yang dituduh sebagai orang yang terlibat, harusnya ada dong ekspresi marahnya."
"Namun ini yang nampak di sini hanya ekspresi takut, ekspresi cemas gitu ya," imbuh Nunki.
Nunki menambahkan, jika Jessica terlalu cemas ketika berada di depan banyak kamera.
"Kalau memang dia hanya sebatas sebagai saksi, tidak tahu apa-apa, bukan tersangka, kenapa kok harus cemas," kata Nunki.
Tak lama, Jessica ditetapkan menjadi tersangka setelah melihat rekaman CCTV.
Dalam rekaman tersebut Jessica hanya memegangi tasnya, dan melihat ke arah CCTV, sedangkan Hani menangis sambil mencari bantuan.
Jessica akhirnya menjadi tersangka dan menjalani persidangan yang panjang.
Diberitakan Grid.ID sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis hukuman 20 tahun penjara kepadaJessica Kumala Wongso pada Kamis (27/10/2016).
Jessica dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana.
(Artikel ini sudah tayang di pop.grid.id dengan judul “Nyaris 4 Tahun Berlalu, Seorang Ahli Bongkar Fakta Terkini Kasus Kopi Sianida Mirna Salihin yang Bikin Geger dan Tak Pernah Diungkap: Respon Ini Banyak Sekali”)
Baca Juga: Kasus Ayah Nikahi Anak Kandungnya Sendiri: Begini Efek Samping Perkawinan Sedarah Secara Sains