Advertorial
Intisari-online.com - Seorang pria bernama Chen yang tinggal di Kota Xiangyang, Hubei Tiongkok, pada bulan lalu mengalami pengalaman tak terduga.
Setelah ayahnya meninggal, dia menerima banyak tagihan utang dalam jumlah lumayan.
Padahal seperti yang diketahui, ayahnya adalah seorang pria yang tidak boros dalam membelanjakan uang.
Hingga akhirnya kebenaran terungkap, selama hidupnya ayahnya kerap membeli benda yang kemudian disimpannya secara diam-diam di lemarinya.
Baca Juga: Tak Perlu Ragu Lagi Makan Buah Nanas Madu, Ini Dia Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh
Setelah ayahnya meninggal, Chen secara tidak sengaja membuka lemari pakaian milik ayahnya.
Chen dibuat terkejut karena dia menemukan dua kotak besar yang belum pernah dilihatnya selama ini.
Karena penasaran, Chen mencoba untuk membuka kotak milik almarhum ayahnya.
Setelah membuka kota itu, Chen dibuat terkejut dan tak percaya menemukan benda-benda ini di dalam kotak tersebut.
Ternyata, di dalamnya ada serangkaian barang antik berharga, seperti kaligrafi, vas antik, batu giok, dan banyak lukisan Dinasti Qing.
Bahkan juga dia menemukan pedang Viet Vuong Cau Tien yang legendaris dan banyak benda berharga lainnya.
Tetapi yang lebih mengejutkan daripada itu semua adalah, Chen juga menemukan tagihan pembelian ayahnya yang selama ini menjadi misteri.
Menunjukkan bahwa ayahnya telah menghabiskan total 170.000 Yuan (Rp338 juta) untuk membeli barang-barang itu dari Xiangyang Huaxia Classic Cultural Media CO.Ltd.
Ayah Chen membeli barang-barang itu pada tahun 2018, senilai 6.980 Yuan (Rp13 juta), tetapi tidak memeriksa secara online dan ternyata hanya bernilai 2,80 Yuan (Rp500 ribu).
Chen menambahkan, tahun lalu dia menerima informasi dari bank bahwa kartu kredit ayahnya sudah terlambat.
Karena pada saat itu Chen sedang bekerja di Beijing jadi dia tidak bertanya pada ayahnya mengenai alasan utangnya.
Tetapi dengan cepat dia membayarnya kepada Bank.
Hingga akhirnya dia terkejut setelah menemukan barang-barang itu, selama ini ayahnya meminjam uang untuk membeli barang-barang antik, sayangnya semuanya palsu.
Chen percaya ada orang yang "mencuci otak" ayahnya sehingga dia percaya dan membeli barang-barang itu.
Bahkan setelah kematiannya, tenaga penjualan masih menghubunginya untuk membuat penawaran, yang membuat Chen marah.
Dia percaya bahwa perusahaan ini adalah penipuan dan ingin membawa mereka ke hukum sehingga tidak ada yang akan dibodohi seperti ayahnya lagi.
Tak lama kemudian, polisi Kota Xiangyang menyelidiki kasus ini.
Perusahaan penjualan ayah Chen kemudian meminta maaf dan memberikan kompensasi pada keluarga Chen, sebesar 49.700 Yuan (Rp98 juta).
Namun, polisi masih terus menyelidiki penjual tersebut, dan mungkin masih banyak korban lainnya yang tertipu dengan penawarannya.