Advertorial

Didiagnosis Depresi, Kang Daniel Hiatus: Ini Usia-usia Rawan Stres dan Depresi!

Mentari DP

Editor

Kang Daniel, mantan anggota Wanna One, hiatus karena didiagnosa alami depresi atau ketidakstabilan mental.
Kang Daniel, mantan anggota Wanna One, hiatus karena didiagnosa alami depresi atau ketidakstabilan mental.

Intisari-Online.com – Hari ini, Rabu (4/12/2019), Konnect Entertainment mengumumkan bahwa artis mereka, Kang Daniel, akan hiatus.

Mantan anggota Wanna One yang sekarang tampil sebagai soloist tersebut hiatus karena masalah kesehatan mental dan fisik.

“Awal tahun ini, Kang Daniel mengalami masalah kesehatan yang memperburuk sistem imunnya,” kata Konnect sebagaimana dikutip dari Allkpop pada Rabu (4/12/2019).

“Dan perisa ke rumah sakit untuk mengatasi gejala kecemasan yang dialaminya.”

Baca Juga: Seperti Inilah Operasi Transplantasi Jantung Pertama di Dunia, Disetrum Elektrik Agar Jantung Dapat Bereaksi dan Bekerja

“Dokter mendiagnosa dia mengalami depresi atau ketidakstabilan mental.”

“Sejak saat itu, Kang Daniel secara rutin melakukan pengobatan untuk mengatasi masalahnya tersebut,” kata mereka melanjutkan.

Dilansir dari kompas.com pada Rabu (4/12/2019), sehari sebelumnya, Kang Daniel menulis sejumlah pesan di laman fan page official-nya.

Dalam pesannya tersebut, Kang Daniel mengaku lelah dengan semua ujaran kebencian dari hatters dan berharap seseorang bisa menyelamatkannya.

Tentu saja kondisi Kang Daniel membuat seluruh penggemarnya khawatir.

Mereka pun berusaha menenangkan Kang Daniel dengan cara memasang tagar #WeAreWithDaniel.

Baca Juga: Video Nelayan Selamatkan Hiu Paus dari Lilitan Tali Jadi Viral, Begini Faktanya

Kang Daniel bukanlah satu-satunya selebriti Korea Selatan yang didiagnosis dengan depresi.

Mendiang Sulli dan Goo Hara juga didiagnosis dengan depresi. Ada juga Hyuna yang mengaku pernah mengalami depresi.

Untuk Sulli dan Goo Hara mereka depresi karena ujaran kebencian dari hatters.

Seperti yang kita tahu, stres dan depresi bisa dirasakan oleh setiap manusia, terlepas dari berapa pun usianya.

Namun ternyata golongan usia tertentu dianggap lebih rawan terkena stres dan depresi.

Dilansir dariKompas.com, psikolog Tara de Thouars mengungkapkan, usia dewasa muda, yaitu 20-29 tahun, dianggap sebagai kategori usia rawan stres dan depresi.

Hal itu terjadi karena pada masa-masa ini orang memiliki tingkat produktivitas tinggi.

Saat ini,Kang Daniel berusia 22 tahun (kelahiran 10 Desember 1997).

Hal ini berdampak pada banyaknya target yang ingin dicapai, hingga urusan keluarga di masa-masa awal pernikahan.

Sehingga, mereka yang berada di rentang usia ini perlu lebih mengeskplorasi hidupnya.

"Mengejar hal-hal tersebut bukan perkara mudah, sehingga tentu banyak momen penat yang menghampiri."

"Jadi stres paling tinggi memang dialami mereka yang memasuki masa dewasa muda," kata Tara de Thouars.

Baca Juga: Ledakan di Monas Karena Granat Asap: Granat Asap Pertama Kali Diproduksi pada Perang Dunia II, Ini Fungsinya

Dari sisi psikologis, dewasa muda disebut penuh dengan ambisi.

Mereka ingin membuktikan kemampuan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Selain karena ambisi itu, tantangan dari luar pun tak bisa diabaikan.

Mereka dituntut harus belajar.

Akibat buruk dari ketidakmampuan mencapai segala tuntutan itu mengakibatkan stres, depresi, yang akhirnya berujung pada tindakan bunuh diri.

Tara mengingatkan untuk mengatur beban yang ada, orang harus rileks saat penat mulai datang.

Dia mencontohkan otak seperti komputer, jika banyak program dibuka dan berjalan, maka akan panas.

Begitu juga dengan otak, bila terlalu banyak berpikir, maka akan lelah dan tak fokus.

"Yang bisa dilakukan adalah istirahat sejenak agar fungsi otak kembali optimal," kata Tara. (Muflika)

Baca Juga: Foto Anak Kecil Tutup Perlintasan Kereta Api dengan Tali Rafia Jadi Viral, Ini Penjelasan PT KAI

Artikel Terkait