Advertorial

Alami Sakit Kepala dan Flu Selama 1 Bulan, Ternyata Wanita Ini Memiliki Lima Tumor Otak dan Sudah Menyebar

Mentari DP

Editor

McKennah Carter mulai mengalami gejala seperti sakit kepala dan flu. Dan hal tersebut sudah berlangsung selama sebulan penuh.
McKennah Carter mulai mengalami gejala seperti sakit kepala dan flu. Dan hal tersebut sudah berlangsung selama sebulan penuh.

Intisari-Online.com – Hampir semua orang pernah mengalami sakit kepala dan flu.

Dua kondisi ini, umum terjadi dan kadang dianggap tidak berbahaya.

Namun perlu Anda tahu, jika Anda mengalami sakit kepala dan flu selama berhari-hari, maka Anda perlu waspada.

Sebab, bisa saja Anda mengalami pada wanita ini.

Baca Juga: Jangan Pernah Mencuci Piring Saat Hujan Petir! Atau Nyawa Kita Bisa Terancam, Ini Alasannya

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (3/12/2019), McKennah Carter (20) punya riwayat kesehatan yang tidak baik.

Pada tahun 2017 silam, dia memiliki tahi lalat di punggungnya. Namun siapa sangka bahwa tahi lalat tersebut merupakan kanker kulit melanoma tahap satu.

Beruntungnya, dia tahu dengan cepat dan tahi lalat tersebut dan segera dioperasi.

Carter selamat dan dokter mengatakan dia sudah bebas dari kanker karena tumor ganas tersebut sudah dibuang dari tubuhnya sebelum bisa menyebar.

Namun satu tahun kemudian, Carter mulai mengalami gejala seperti sakit kepala dan flu. Dan hal tersebut sudah berlangsung selama sebulan penuh.

Baca Juga: Kisah Aipda Purnomo, Polisi di Lamongan yang Dirikan Jasa Ojek Gratis untuk Antar Jemput Siswa Yatim Piatu

Karena pernah sakit sebelumnya, dia pun curiga dengan kondisinya.

Dokter melakukan pemeriksaan dan melakukan MRI padanya. Hasilnya mengejutkan.

Dari CTS scan otaknya, dokter menemukan bahwa dia memiliki lima tumor otak, dengan yang tersebar berukuran satu inci.

Tak hanya itu, kanker tersebut juga sudah menyebar ke hati, paru-paru, dan tulangnya.

Carter didiagnosis menderita kanker kulit stadium empat (jenis paling mematikan) yang telah menyebar dari tahi lalat di punggungnya (kasusnya dulu).

“Saya tak bisa berkata-kata,” ungkap Carter.

“Dokter mengungkapkan bahwa kanker itu tidak hanya menyebar ke otak saya, tetapi ke hati, paru-paru, tulang, dan kelenjar getah bening.”

Walau masih terkejut, Carter tidak menyerah.

Sejak itu, dia mulai menerima radioterapi untuk membunuh sel-sel kanker. Hanya saja tumor tetap ada dan kondisinya memburuk.

Pada Desember 2018 lalu, Carter terpaksa menjalani operasi otak pertamanya untuk mengangkat tumor yang mulai berdarah.

Baca Juga: Ledakan di Monas Terjadi Karena Granat Asap: Mengenal Granat Asap, Salah Satu Jenis Granat yang Digunakan TNI

Lalu Februari, ia melakukan operasi keduanya untuk menghilangkan satu tumor yang memberi tekanan pada saraf optiknya dan memengaruhi penglihatannya.

Tetapi pada bulan April, dokter mengatakan kepadanya bahwa perawatannya tidak berhasil dan tumor di hatinya terus tumbuh.

Mereka mengatakan padanya untuk bersiap menghadapi yang terburuk.

“Untuk pertama kalinya, saya merasa saya benar-benar bisa mati.”

Sebagai upaya terakhir, Carter mendaftar untuk uji klinis terapi limfosit infiltrasi tumor (TIL) pada bulan Oktober 2019 kemarin.

Perawatan ini melibatkan pengangkatan sel T pasien (sel yang melawan kanker yang dilepaskan oleh sistem kekebalan), lalu menumbuhkannya dalam jumlah besar di laboratorium.

Setelah dipanen selama dua minggu, mereka kemudian dipindahkan kembali ke dalam penderita.

Dalam jumlah yang lebih tinggi, sel T lebih kuat melawan tumor agresif.

Diketahui cara ini menghentikan perkembangan tumor pada sekitar 16 persen pasien. Walau kemungkinannya yang tipis, Carter tetap positif.

“Semua hal yang terjadi pada saya membuat saya menjadi orang yang lebih kuat, lebih berani, dan lebih damai.”

Hingga kini, Carter masih menjalani perawatan untuk berusaha bisa sembuh.

Semoga cepat sembuh Carter.

Baca Juga: Lindungi Jantung Hingga Cegah Kanker, Ini 5 Manfaat Hebat Duku

Artikel Terkait