Advertorial
Intisari-online.com - Warna kulit memang beragam, namun bukan berarti itu menjadi alasan untuk membeda-bedakan orang dari warna kulitnya.
Misalnya warna kulit sawo matang, warna ini dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kabar baiknya, kulit sawo matang lebih rendah risiko terkena kanker kulit.
Meski demikian, semua jenis warna kulit tetap perlu waspada terhadap kemungkinan mengalami masalah akibat paparan sinar matahari.
Untuk mengetahui klasifikasi warna kulit seseorang, digunakan metode Fitzpatrick scale.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1975, sistem ini mengklasifikasikan warna kulit berdasarkan jumlah pigmen melanin pada kulit seseorang, serta reaksinya saat terpapar sinar matahari.
Metode Fitzpatrick untuk orang Indonesia
Rata-rata orang Indonesia berada di klasifikasi tipe kulit 3 dan 4.
Skala Fitzpatrick adalah tipe kulit 1 hingga 6.
Deskripsi tipe kulit 3 dan 4 adalah:
Fitzpatrick tipe kulit 3
Orang yang masuk dalam klasifikasi warna kulit ini memiliki warna kulit kuning langsat dengan undertone emas.
Warna matanya kecokelatan, begitu pula dengan warna rambut alaminya.
Saat terpapar sinar matahari, bisa muncul bintik-bintik di pipi atau freckle.
Bahkan apabila terpapar dalam jangka waktu lama, kulit bisa terbakar.
Fitzpatrick tipe kulit 4
Sebagian masyarakat Indonesia memiliki tipe kulit 4 dengan warna kulit sawo matang.
Berbeda dengan tipe kulit 3, warna mata dan rambutnya lebih gelap.
Ketika terpapar sinar matahari, kulit tipe 4 jarang terbakar namun tampak lebih gelap.
Mengetahui jenis kulit menurut sistem Fitzpatrick akan membantu kita menentukan bagaimana perlindungan paling tepat terhadap paparan sinar matahari.
Tak hanya itu, mengetahui jenis kulit seperti kulit sawo matang dapat memprediksi risiko terkena kanker kulit.
Kelebihan dan kekurangan kulit sawo matang
Kelebihan utama kulit sawo matang yang berada di tipe 3-4 sistem Fitzpatrick adalah risiko terkena kanker kulit akibat paparan sinar matahari lebih rendah.
Beberapa kelebihan lain dari memiliki kulit sawo matang adalah:
1. Menekan risiko kanker kulit
Tingginya pigmen melanin pada orang dengan kulit sawo matang membuat perlindungan dari sinar UV lebih banyak.
Pigmen melanin akan menyerap sinar ultraviolet yang berbahaya untuk DNA.
Lebih jauh lagi, jaringan sel orang yang berkulit sawo matang juga terhindar dari risiko kanker kulit.
Meski demikian, tetap saja kanker kulit tidak boleh dianggap remeh karena sangat mungkin terjadi.
Melindungi kulit dengan sunscreen sangat penting setiap harinya.
2. Mengurangi risiko bayi lahir cacat
Tak hanya menekan risiko kanker kulit, orang yang memiliki kulit sawo matang juga bisa terhindar dari kemungkinan bayi lahir cacat.
Melanin dalam kulit dapat melindungi DNA dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.
Bagi ibu hamil yang memiliki kulit sawo matang, hal ini dapat berdampak pada kesehatan janin.
Risiko mengalami bayi lahir cacat juga dapat dihindari.
3. Lebih awet muda
Kabar baik untuk mereka yang berkulit sawo matang, memiliki kulit lebih awet muda bukan lagi angan-angan.
Perlindungan melanin dapat menjaga kulit dari kerusakan jangka panjang seperti bintik hitam atau tekstur kulit kasar sehingga tanda-tanda penuaan lebih dapat dihindari.
4. Tulang kuat
Rupanya, kulit sawo matang juga membuat pemiliknya memiliki cadangan vitamin D3 lebih banyak.
Dengan bantuan sinar ultraviolet, kalsium dapat terbentuk.
Dalam jangka panjang, risiko mengalami osteoporosis bisa berkurang.
Bicara soal kekurangan kulit sawo matang, justru tidak ada.
Jika hanya soal paradigma bahwa kulit terang lebih menarik, itu hanya pandangan subjektif yang tidak terbukti.
Banyaknya iklan-iklan yang menganggap bahwa kulit terang adalah jenis kulit ideal sudah tidak berlaku lagi.
Semua jenis kulit itu sehat.
Justru yang lebih penting, bagaimana setiap orang bisa melindungi kulitnya dengan baik seperti memakai sunscreen, menjaga kesehatannya, termasuk memastikan kulit terhidrasi dengan baik.(TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dampak Positif Memiliki Kulit Sawo Matang