Advertorial
Intisari-Online.com - Baru-baru ini seekor rusa ditemukan mati di Taman Nasional Khun Sathan, Provinsi Nan utara, Thailand.
Rusa tersebut mati tanpa meninggalkan luka di luar tubuhnya.
Mengutip Coconuts.co pada Selasa (26/11/19) relawan hewan curiga dengan kematiaanya hasilnya mereka mencoba membedah perut rusa tersebut.
Rusa itu meninggal dalam usia 10 tahun dengan berat kurang dari 200 kg.
Direktur konservasi curiga kematian hewan itu karena aktivitas manusia tahun ini.
Maka, dilakukanlah pembedahan untuk mengetahui penyebab kematian hewan malang tersebut.
Setelah melakukan pembedahan, mereka menemukan benda-benda yang ternyata sering digunakan manusia.
Di antara yang ditemukan adalah sampah plastik dalam jumlah besar, seperti bungkus kopi instan, bungkus bumbu, kantong plastik, pakaian dalam pria.
"Pemeriksaan bangkai rusa mengungkapkan bahwa ia memiliki sejumlah kantong plastik, sampah, dan peralatan manusia di dalam perutnya,"kata Kriengsak Thanomphan, direktur kantor konservasi regional.
"Tampaknya sudah menumpuk di perutnya selama jangka waktu yang lama.Ini mirip dengan krisis pencemaran plastik laut yang membunuh duyung," tambahnya.
Kringsek percaya bahwa hewan itu mati disebabkan karena penyumbatan saluran pencernaannya.
"Karena itu kita harus membuat langkah-langkah dan kebijakan dalam mengelola limbah plastik dalam jangka pendek, menengah dan panjang," tambahnya.
Kematian-kematian hewan ini sebagai panggilan untuk bertindak sekaligus meminta penduduk setempat membantu membersihkan sampah di taman.
Ini bukan satu-satunya kasus hewan mati akibat memakan limbah manusia.
Tiga bulan lalu, seekor rusa mati ditemukan di Khao Yai, taman nasional terbesar di Thailand, dengan 3 kilogram plastik di dalam perutnya.
Sampah plastikmenurut situs Warisan Dunia UNESCO, menjadi berita utama pada bulan Desember ketika ditemukan di dalam kotoran gajah.