Advertorial
Intisari-Online.com -Kisah hidupDewi Suriani (28) rasanya benar-benar muram.
Bayangkan saja, dirinya harus berjuang seorang diri saat mendampingi putra semata wayanngnya menjalani berbagai prosedur pengobatan kelenjar getah bening di rumah sakit.
Tak cukup sampai di situ, dia juga harus berjibaku dengan rasa duka yang mendalam serta kebingungan saat putranya yang baru berusia 6 bulan tersebut meninggal dunia namun tidak bisa serta merta dia bawa pulang untuk disemayamkan.
Dewi diminta untuk menjalani berbagai prosedur administrasi sebelum jenazah putranya yang bernama Ramadhan Khalif Putra dapat diambil.
Penyebabnya, setidaknya menurut Dewi, adalah dirinya yang tidak bisa membayar tagihan dari rumah sakit sebesar Rp24 juta.
Akibat prosedur yang terasa dipersulit, adik Dewi yang merupakan seorang ojek online mengajak teman-temannya untuk mengambil paksa jenazahRamadhan.
Setelah diwawancarai lebih dalam, diketahui ternyata penderitaan Dewi sudah dimulai sejak sang suami meninggalkannya saat dirinya sedang hamil 3 bulan.
Bahkan, sang suami melakukan hal tak berperasaan saat diberi tahu bahwa buah hatinya meninggal dunia. Berikut ini kisahnya.
Kisah sedih dialami Dewi Suriani (28). Warga Maransi, Aia Pacah, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, ini harus menjalani perjuangan hidup yang berat.
Dia baru saja kehilangan bayi mungilnya, Ramadhan Khalif Putra (6 bulan) yang didiagnosa dokter menderita penyakit getah bening, Selasa (19/11/2019) lalu.
Kejadian tersebut tiba-tiba viral ketika suami dari adiknya datang bersama rekan-rekan pengemudi ojek online (ojol) membawa paksa jenazah dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang ke rumah duka.
Tindakan itu dilakukan pengemudi ojek online karena kesal terhadap birokrasi di RSUP M Djamil yang dianggap mempersulit pengeluaran jenazah dengan harus membayar tagihan rumah sakit sebanyak Rp 24 juta.
Dewi mengakui bahwa untuk biaya rumah sakit Ramadhan Khalif Putra mencapai Rp 24 juta dan dirinya tidak sanggup membayarnya.
"Ramadhan belum sempat dimasukkan ke BPJS mandiri. Makanya terpaksa masuk jalur umum dan membayar sendiri biaya rumah sakit," kata Dewi.
Dewi menceritakan, sebenarnya ia pernah mengurus Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat di kelurahannya di Aia Pacah, Koto Tangah, Padang.
Sayang saat itu ia tidak lolos sehingga tidak menerima kartu tersebut.
Padahal, Dewi hanya bekerja sebagai pekerja di tempat cucian baju kiloan di daerah tersebut dengan gaji tidak sampai Rp 1 juta per bulan.
"Pernah diajukan dulu KIS, tapi tidak lolos. Tidak tahu kenapa," kata Dewi.
Karena mengetahui arti penting asuransi kesehatan, maka Dewi berinisiatif mengurus BPJS mandiri. Sayangnya untuk bayi Ramadhan, ia terlambat untuk mendaftar ke BPJS secara mandiri.
Bercerai saat hamil 3 bulan
Kisah sedih Dewi berlanjut ketika dirinya hamil Ramadhan. Saat usia kandungan tiga bulan, Dewi sudah berpisah dengan suaminya.
"Suami saya tiba-tiba meninggalkan saya saat hamil 3 bulan. Hati saya sempat hancur, tapi saya berusaha tegar," kata Dewi.
Saat hamil, Dewi otomatis berhenti bekerja. Sementara suami meninggalkan dirinya. Kehidupannya pun kian sulit.
Untuk kehidupan sehari-hari, Dewi terpaksa kembali ke rumah orangtuanya. Biaya hidupnya dibantu orangtua hingga anaknya lahir.
Anak sakit getah bening
Kisah sedih Dewi sepertinya belum berhenti. Usai melahirkan, sang anak yang begitu lucu-lucunya mengalami sakit saat berusia 6 bulan.
Perasaan Dewi begitu hancur, namun dia terus tabah.
Sempat dirawat di RS Yos Sudarso selama dua hari, Ramadhan akhirnya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.
Hampir selama satu minggu dirawat di RSUP, akhirnya Ramadhan menghembuskan nafas terakhir karena sakit kelenjar getah bening yang dideritanya.
"Semuanya bercampur aduk. Anak meninggal, biaya rumah sakit yang puluhan juta tidak tahu harus dicari ke mana. Saya berusaha tabah hingga akhirnya terjadi seperti ini," jelas Dewi.
Dewi tidak menyangka akhirnya kematian anaknya menjadi viral karena jenazah dibawa secara paksa dari rumah sakit oleh pengemudi ojek online yang merupakan rekan dari suami adiknya.
"Saya berusaha tabah dan ikhlas. Semuanya pasti ada hikmahnya," kata Dewi lirih.
Ayah anak tidak datang
Ketika Ramadhan meninggal dunia, ayah kandungnya tidak datang menjenguk, kendati dia tahu.
"Ayahnya tidak datang. Dia tahu Ramadhan meninggal. Tapi tidak apa," kata Dewi.
Dewi sudah mengikhlaskan kepergian Ramadhan dan siap memulai kehidupan baru.
Baca Juga: Awalnya Dikira Sarung Mengapung, Temuan Jenazah Membawa Parang Ini Lantas Gegerkan Warga
"Yang lalu biarkan berlalu. Saya harus menatap masa depan," kata Dewi.
(Perdana Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilu Dewi: Ditinggal Suami Saat Hamil, Anak Meninggal hingga Dibawa Paksa Ojek Online".